ECONOMICS

Penjualan Ritel AS Melonjak saat Musim Liburan Akhir 2022, Bagaimana di RI?

Maulina Ulfa - Riset 27/12/2022 16:20 WIB

Kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif di akhir tahun 2022

Penjualan Ritel AS Melonjak saat Musim Liburan Akhir 2022, Bagaimana di RI? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Musim liburan Natal dan tahun baru biasanya menjadi momentum ekonomi bagi banyak negara.

Musim liburan merupakan stimulus ekonomi terbesar karena biasanya penjualan barang-barang ritel meningkat secara dramatis di hampir semua sektor.

Di Amerika Serikat (AS) pada 2022, total penjualan ritel liburan diproyeksikan mencapai level tertinggi baru sebesar 942 miliar dolar AS.

Berdasarkan survei terbaru Mastercard SpendingPulse, menunjukkan dari 1 November hingga 24 Desember, penjualan ritel AS yang tidak termasuk otomotif, meningkat 7,6% dari tahun ke tahun.

Survei ini melihat aktivitas penjualan di jaringan pembayaran Mastercard, ditambah dengan perkiraan berbasis survei untuk formulir pembayaran lainnya.

Beberapa tren selama musim liburan 2022 di AS di antaranya penjualan online yang tumbuh 10,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penopang utamanya adalah penjualan di platform e-commerce yang mencapai total 21,6% dari semua penjualan ritel.

Data ini menunjukkan konsumen memprioritaskan kenyamanan dan ketersediaan diskon di platform tersebut di tengah inflasi yang masih tinggi di negeri Paman Sam.

Adapun penjualan ritel di momen Black Friday tahun ini naik 12% dibandingkan tahun 2021, dan menjadi momentum dengan pengeluaran belanja teratas tahun ini.

Amazon.com (AMZN) menyebut bahwa musim Black Friday 2022 menjadi kontributor volume belanja terbesar bagi perusahaan.

Konsumen juga menghabiskan lebih banyak untuk menghabiskan makan bersama dan tatap muka yang menunjukkan kenaikan 15,1% dari tahun ke tahun (yoy).

Indikator belanja ritel selalu menjadi hal penting dalam melihat perekonomian.

Tingkat inflasi harga konsumen di AS turun selama lima bulan berturut-turut menjadi 7,1% pada November 2022.

Selain itu, AS telah mengalami kenaikan suku bunga pinjaman hingga tujuh kali dan lebih tinggi yang sudah memukul beberapa sektor seperti perumahan.

Bisa jadi pengeluaran ritel di musim liburan ini menjadi perhitungan penting bagi bank sentral untuk memutuskan kebijakan moneternya di tahun depan.

Bagaimana Sektor Ritel RI?

Jelang akhir tahun, masyarakat Indonesia juga diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dengan belanja yang lebih besar.

Menurut survei Bank Indonesia (BI), kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif pada November 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2022 yang tercatat sebesar 204,2, atau tumbuh positif sebesar 1,6% (yoy).

Kinerja penjualan eceran atau ritel yang tumbuh positif tersebut diprakirakan didorong oleh tetap kuatnya pertumbuhan subkelompok sandang, kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 0,7% (mtm). Adapun kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan, minuman dan tembakau, serta peralatan informasi dan komunikasi diprakirakan mengalami perlambatan karena permintaan yang terbatas dan keadaan cuaca yang kurang mendukung.

Di bulan sebelumnya, pertumbuhan penjualan eceran secara bulanan mengalami peningkatan. IPR Oktober 2022 tercatat tumbuh sebesar 2,3% (mtm), membaik dari bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 1,8% (mtm).

Perbaikan terjadi pada seluruh kelompok, didukung membaiknya Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang didorong kelancaran distribusi, diikuti subkelompok sandang yang didorong oleh program diskon yang diterapkan sejumlah ritel, dan kelompok suku cadang dan aksesori sejalan dengan berkurangnya kontraksi.

Sementara itu secara tahunan, kinerja penjualan eceran juga tercatat tumbuh positif yang tercermin dari IPR Oktober 2022 sebesar 202,7, atau tumbuh positif sebesar 3,7% (yoy).

Kinerja tersebut ditopang oleh perbaikan pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, di tengah penurunan kinerja kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya dan suku cadang dan aksesoris, serta perlambatan subkelompok sandang dan bahan bakar kendaraan bermotor.

Sementara menurut survei konsumen BI pada November 2022, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga berdasarkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2022 sebesar 119,1.

Angka ini tetap berada pada level optimis karena terjaga di atas 100 poin. Terjaganya optimisme konsumen dibandingkan bulan sebelumnya ditopang oleh tetap kuatnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) maupun Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE).

Adapun IEK dan IKE November 2022 masing-masing sebesar 127,9 dan 110,3, meskipun lebih rendah dari 128,3 dan 112,3 pada bulan sebelumnya. (ADF)

SHARE