ECONOMICS

Penutupan BUMN Sakit Berlanjut di 2024? Ini Penjelasan Wamen Tiko

Suparjo Ramalan 08/01/2024 12:15 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan langkah likuidasi atau penutupan sejumlah perusahaan pelat merah masih akan dilakukan.

Penutupan BUMN Sakit Berlanjut di 2024? Ini Penjelasan Wamen Tiko. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan langkah likuidasi atau penutupan sejumlah perusahaan pelat merah masih akan dilakukan. Hal ini bila bisnis dan keuangan perseroan tidak dapat ditransformasikan alias diperbaiki lagi.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, pihaknya masih melihat perkembangan sepanjang sembilan bulan pertama 2024 ini. Namun, bila pada periode itu tidak ada perbaikan secara signifikan, maka likuidasi perusahaan menjadi opsi.

“Tadi saya bilang, kalau misalnya tidak bisa diperbaiki, tidak bisa ditransformasi, kita akan menambah penutupan lagi. Tapi kita lagi liat sampai di sembilan bulan ini seperti apa,” ujar Tiko kepada wartawan, Jakarta, Senin (8/1/2024).

Kendati begitu, Tiko belum dapat memastikan bahwa pembubaran BUMN ‘sakit’ bisa dilakukan tahun ini. Sebab, masih dalam tahap kajian dan pemantauan kinerja perusahaan. 

“Belum, belum, lagi kita kaji, tapi nanti kita lihat,” ucapnya. 

Sebelumnya, Kementerian BUMN telah menutup tujuh dari 22 BUMN yang menjadi 'pasien' PT PPA. Perusahaan diantaranya, PT Iglas, PT Industri Sandang Nusantara, PT Istaka Karya, PT Kertas Kraft Aceh, PT Kertas Leces, PT Merpati Nusantara Airlines, serta PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (PANN).

Lalu, terdapat 15 BUMN lain yang masih dalam kajian seperti PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Djakarta Lloyd (Persero), PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).

Lalu, PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Indah Karya (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Semen Kupang (Persero), PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero), Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI).

Diikuti, PT Primissima (Persero), PT Varuna Tirta Prakasya (Persero) serta anak perusahaan BUMN PT PANN Pembiayaan Maritim.

(YNA)

SHARE