ECONOMICS

Penyimpanan Karbon Capai 400 Gigaton, Luhut Lobi Investor Asing Tanam Modal di RI

Heri Purnomo 11/09/2023 13:29 WIB

Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan karbon.

Penyimpanan Karbon Capai 400 Gigaton, Luhut Lobi Investor Asing Tanam Modal di RI. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan karbon. Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi yang cukup besar yakni sebanyak 400 gigaton penyimpanan karbon. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hal ini merupakanpeluang dan bisnis yang signifikan bagi Indonesia melalaui teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CSS). 

"Pada awal tahun 2023, CCS Indonesia memusatkan visinya mengenai pengembangan potensi CCS Indonesia. Potensi penyimpanan di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 400 gigaton yang memberikan peluang bisnis dan investasi yang signifikan di negara ini," kata Luhut dalam CCS Forum 2023, Senin (11/9/2023). 

Teknologi CCS merupakan teknologi yang sangat efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penangkapan karbon dioksida (CO2) dari proses industri dan pembangkit listrik, lalu menyimpannya dengan aman di bawah tanah.

Sektor CCS berkembang pesat, menawarkan investor peluang untuk menjadi yang terdepan dalam industri revolusioner yang menjanjikan keuntungan finansial jangka panjang sekaligus memenuhi tanggung jawab zero emission sebagai izin berinvestasi bagi industri global.

"Investasi global baru-baru ini di CCS telah mencapai 6,4 miliar USD dan Asia memberikan kontribusi sebesar 1,2 miliar USD. Indonesia siap menjadi bagian utama dari investasi teknologi ini," jelasnya.

Lebih lanjut, Menko Luhut menambahkan bahwa pengembangan pusat CCS di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar karena wilayah ini memiliki sumber daya yang diperlukan dari lokasi penyimpanan CO2 dan lokasi industri yang berdekatan, termasuk mitra dari industri Asia Timur untuk transportasi karbon internasional. 

"Penerapan pajak karbon regional juga memberikan dorongan ekonomi pada proyek ini. Fasilitas minyak dan gas yang ada mulai dari Aceh, Utara Jawa, Kalimantan dan pengembangan terbaru di Papua secara teknis layak untuk pengoperasian CCS. Dengan mendorong kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan berkelanjutan di Asia Tenggara,"ujarnya.
 
Oleh sebab itu, dirinya mengungkapkan sangat penting acara ini untuk membahas keberhasilan Indonesia lebih lanjut, yang di mana acara ini juga merupakan side event dari Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT ASEAN).

"Kami yakin bahwa upaya kolektif kami untuk mendefinisikan kerangka peraturan dapat memberikan pesan yang jelas, Indonesia akan menjadi pionir penerapan CCS di tahun-tahun berikutnya,"pungkas Menko Luhut.

(SLF)

SHARE