Peran Besar RI Kejar Target Nol Emisi Karbon di 2060
Pemerintah menggaungkan komitmen Indonesia menuju transformasi ekonomi ke arah ekonomi hijau di ajang World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss.
IDXChannel - Pemerintah menggaungkan komitmen Indonesia menuju transformasi ekonomi ke arah ekonomi hijau di ajang World Economic Forum 2023 di Davos, Swiss.
Gagasan ekonomi hijau bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan. Hal tersebut menjadi fokus utama arah kebijakan investasi Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan energi hijau menuju target nol emisi di 2060.
"Indonesia memiliki 5 agenda besar untuk komitmen ini," kata dia di sela-sela WEF 2023 di Paviliun Indonesia, Kamis (19/1/2023).
Lima agenda besar tersebut, antara lain pertama terus melakukan hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Kedua, optimalisasi sumber energi hijau dengan meningkatkan ekonomi hijau.
Selanjutnya ketiga, melanjutkan upaya penguatan perlindungan hukum sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Keempat, dukungan berkelanjutan kepada UMKM untuk naik level. Dan kelima, pembangunan Ibu Kota baru Nusantara (IKN).
"Indonesia memiliki potensial global low cost Natural Climate Solution (NCS) terbesar ke-2 setelah Brazil. Tanpa upaya Indonesia, target global (pemanasan global) 1,5 C tidak akan tercapai," tegas Ichwan.
Indonesia, sambungnya, memiliki hutan hujan tropis terbesar ketiga dunia, magrove terbesar, dan lahan gambut terbesar di dunia yang memiliki potensi sangat baik untuk mencapai ekonomi karbon dari menyerap 113,18 giga dari total emisi karbon.
"Masa depan ekonomi karbon Indonesia, USD565,9 miliar potensi pendapatan dari perdagangan karbon, potensi 48 miliar ton CO2, dan 20 juta hektare (ha) hutan produktif," imbuh Ichwan.
BKPM mencatat, realisasi investasi langsung pada kuartal III-2022 mencapai Rp892,4 triliun. Sementara sepanjang 2021, tercatat Rp901 triliun.
(FAY)