Perang Rusia-Ukraina, Ekonomi Dua Negara Ini Mulai Runtuh
Dampak perang Rusia dan Ukraina membuat dua negara termiskin di dunia jatuh ke dalam krisis besar-besaran dan mereka masuk daftar yang berisiko.
IDXChannel - Dampak perang Rusia dan Ukraina membuat dua negara termiskin di dunia jatuh ke dalam krisis besar-besaran dan mereka masuk daftar yang berisiko di pintu dana moneter Internasional.
Meskipun dua negara itu terletak jauh dari pertempuran di Ukraina, tetapi pengunduran diri massal kabinet Sri Lanka dan manuver akhir pekan oleh Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menunjukkan seberapa jauh dampak ekonomi menyebar.
Baik Sri Lanka maupun Pakistan telah merasakan keresahan yang telah lama terjadi tentang urusan ekonomi, serta ada beberapa daftar negara lain yang juga berada di zona bahaya.
Keadaan ekonomi negara-negara yang berada di zona bahaya sudah diambang krisis utang setelah pandemi Covid-19, apalagi ditambah lonjakan harga energi dan pangan yang diakibatkan perang memperburuk keadaan.
Sejumlah negara seperti Turki, Tunisia, Mesir, Ghana, Kenya dan lain-lain yang juga mengimpor sebagian besar minyak dan gas serta bahan makanan pokok mereka, seperti gandum dan jagung yang mengalami peningkatan antara 25% dan 40% tahun ini.
Meningkatnya biaya impor dan subsidi untuk kebutuhan sehari-hari telah meyakinkan Kairo untuk mendevaluasi mata uangnya 15 persen dan mencari bantuan IMF dalam beberapa pekan terakhir. Tunisia dan Sri Lanka yang telah lama bertahan telah meminta bantuan juga.
Ghana, masih enggan untuk mendekati IMF, karena menunggu untuk melihat penurunan mata uangnya, sementara pakistan yang sudah memiliki 22 program IMF, sangat membutuhkan bantuan lebih banyak sekarang.
"Kejutan energi ini tentu saja berkontribusi pada ketidak pastian politik di Sri Lanka dan Pakistan," kata kepala ekonom Renaissance Capital, Charlie Robertson, menandainya sebagai faktor kunci bagi Mesir dan Ghana, dikutip dari Reuters Selasa (05/04/2022).
"Tidak akan mengejutkan saya jika lebih banyak negara terkena dampaknya," Tambahnya, dikutip dari Reuters Selasa (05/04/2022).
Organisasi saudara IMF, Bank Dunia, juga mengatakan beberapa negara termiskin di dunia sekarang mungkin gagal untuk bayar utang selama tahun depan, dimana hal ini akan menjadi "serentetan krisis utang terbesar di negara berkembang dalam satu generasi".
"Ekonomi perbatasan yang berhutang banyak, sebutan kelompok negara paling kurang berkembang, sekarang berutang USD3,5 triliun - sekitar USD500 miliar di atas tingkat pra-pandemi," demikian hasil perkiraan dari Institute of International Finance (IIF). Dikutip dari Reuters Selasa (04/05/2022).
Harga makanan juga menjadi faktor masalah hal ini membuat beberapa negara mengalami peningkatan harga dan, diperburuk dengan daerah yang mengalami kekeringan.
"Bagi banyak negara, kenaikan (harga energi dan pangan) ini akan berdampak pada anggaran, subsidi, dan stabilitas politik dan sosial," kata Viktor Szabo, manajer portofolio pasar berkembang di abrdn di London, dikutip dari Reuters Selasa (05/04/2022).
Sehingga membuat biaya pinjaman global sekarang meningkat pesat dan bank-bank sentral utama mulai menaikkan suku bunganya.
Max Castle, manajer portofolio pendapatan tetap di Mediolanum Irish Operations mengatakan beberapa importir komoditas pasar negara berkembang mungkin tidak punya banyak pilihan selain mencari bantuan.
"Ini adalah situasi yang tepat bagi IMF untuk ikut campur mendukung negara-negara yang mengalami kerentangan ekonomi, terutama yang mengalami defisit transaksi berjalan," kata Max Castle, Manajer portofolio pendapatan tetap di Mediolanum Irish Operations, dikutip dari Reuters Selasa (05/04/2022). (TYO/TIRTA)