Perbedaan CPO dan PKO: Ini Bagian Buah yang Digunakan dan Proses Pengolahannya
Perbedaan CPO dan PKO adalah bagian dari buah sawit yang diambil untuk diekstrak menjadi minyak. CPO menggunakan daging, sedangkan PKO menggunakan inti buah.
IDXChannel—Perbedaan CPO dan PKO adalah bagian dari buah kelapa sawit yang diambil dan digunakan untuk proses ekstraksi menjadi minyak. Crude Palm Oil menggunakan daging buah, sementara Palm Kernel Oil menggunakan biji (inti) sawit.
Baik CPO dan PKO dapat diolah menjadi beragam produk turunan. Pada hilirnya, minyak yang dihasilkan dari daging dan biji sawit dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni oleokimia, oleopangan, dan bioenergi.
Oleokimia merupakan produk turunan yang digunakan sebagai bahan kimia organik atau nonpangan, alias tidak bisa dikonsumsi. Contoh produk oleokimia adalah sabun, shampoo, dan komestik.
Sementara oleopangan adalah produk turunan yang digunakan untuk produksi sumber makanan, seperti mentega dan minyak goreng. Sedangkan bioenergi atau biofuel adalah produk turunan yang digunakan sebagai bahan baku produk bahan bakar, seperti biodiesel yang kini terus dikembangkan oleh pemerintah.
Dilansir dari Asianagri.com (12/6), karena penggunaan bagian buah yang berbeda, maka proses produksi CPO dan PKO pun berbeda. Seperti apa prosesnya? Simak ulasannya di bawah ini.
Perbedaan CPO dan PKO: Proses Pengolahan
Buah kelapa sawit disebut juga sebagai Tandan Buah Segar (TBS). Buah yang siap panen diidentifikasi lewat warnanya yang merah cerah, seperti yang kerap tampak di foto-foto yang beredar di internet.
TBS yang sudah dipanen lantas diangkut menuju pabrik untuk proses sterilisasi menggunakan uap agar TBS dapat dilepas dari tandannya, sekaligus untuk mematikan enzim yang berpotensi menurunkan kualitas TBS.
Setelah buah terlepas dari tandan, buah yang kosong akan digunakan kembali. Biasanya digunakan sebagai pupuk dan dikembalikan ke perkebunan. Namun serat panjang pada batangnya bisa digunakan untuk produksi kasur dan bantal kursi mobil.
Buah kelapa sawit yang sudah terlepas dari tanda kemudian diolah menjadi dua produk utama, yakni minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). CPO diekstrak dari mesocarp atau daging buah, sementara PKO didapat dari biji keras yang ada di tengahnya.
Cara mengekstaksi CPO adalah dengan memeras buahnya, minyak yang dihasilkan kemudian disaring dan disuling (dimurnikan) untuk memastikan minyak bebas kontaminasi, lalu dikeringkan sesuai standar spesifikasi CPO.
CPO kemudian dikirim ke pabrik pengolahan untuk diproses lagi menjadi beragam produk turunan. Misalnya minyak nabati (minyak goreng, margarin, krim, dll), produk oleokimia (deterjen, pelumas, shampoo, dll), biodiesel, asam laurat (kosmetik, sabun), dan lain-lain.
Sementara PKO diproses dengan metode yang berbeda. Untuk mengekstraksi minyaknya, bungkil inti sawit (BIS) yang terdiri atas campuran serat buah daging dan cangkang yang tertinggal di mesin pemerasan, dimasukkan ke alat untuk memisahkan serat buah dan bijinya.
Biji kelapa sawit yang tersisa inilah yang dikenal sebagai kernel, lantas dipecahkan dan dipisahkan dari cangkangnya. Kernelnya kemudian dihancurkan lagi untuk mendapatkan minyak inti sawit. Sementara cangkangnya dapat digunakan atau dijual sebagai bahan bakar hayati.
Minyak inti sawit pun diproses untuk pemurnian sebelum akhirnya digunakan sebagai bahan baku produk-produk turunannya. Contoh produk turunan yang menggunakan PKO adalah krim nonsusu dan es krim. Sementara sisa produksi kernel biasanya dipakai untuk membuat pakan ternak.
Demikianlah informasi singkat tentang perbedaan CPO dan PKO. Keduanya sama-sama minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku banyak produk pangan dan oleokimia, yang membedakannya adalah bagian yang digunakan untuk mengekstrak minyaknya. (NKK)