ECONOMICS

Perdagangan RI ke AS Surplus, Ini Barang yang Paling Banyak Diekspor

Anggie Ariesta 21/04/2025 13:17 WIB

Neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) masih mencetak surplus. Ini barang yang paling banyak diekspor ke AS.

Perdagangan RI ke AS Surplus, Ini Barang yang Paling Banyak Diekspor (foto iNews Media Group)

IDXChannel - Indonesia mencatatkan surplus perdagangan barang pada kelompok non migas terbesar pada Maret 2025, yakni dengan Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina.
 
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non migas Maret ini naik 4,71 persen senilai USD21,80 miliar. Sedangkan impor non migas senilai USD15,79 miliar atau turun 1,18 persen secara bulanan.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, untuk perdagangan Indonesia-AS tercatat surplus USD1,98 miliar, India USD1,04 miliar, dan Filipina USD0,71 miliar.

Namun, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga terbesarnya adalah China USD1,11 miliar, Australia USD0,35 miliar, dan Thailand USD0,19 miliar.

"Dengan Amerika seperti biasa ini didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik, serta bagiannya, alas kaki, dan lemak dan minyak hewan atau nabati," kata Amalia dalam konferensi persnya di Jakarta, Senin (21/4/2025).

Dengan India, komoditas penyumbang surplus non migas terbesar adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, serta besi dan baja.

Sedangkan surplus perdagangan dengan Filipina, penyumbang terbesarnya dari kendaraan dan bagiannya, bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan atau nabati.

Selanjutnya, komoditas penyumbang defisit non migas terbesar pada Maret 2025 adalah untuk negara China, Australia, dan Thailand.

China disumbang dari komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, maupun kendaraan dan bagiannya.

Untuk Australia disumbang dari serealia, logam mulia dan perhiasan atau permata, serta bahan bakar minyak. Kemudian dengan Thailand disumbang dari komoditas gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik, juga mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Perlu diketahui, BPS mencatat surplus neraca perdagangan barang Indonesia sebesar USD4,33 miliar pada Maret 2025. Surplus ini terjadi selama 59 bulan berturut-turut.

Secara kumulatif, neraca dagang Januari hingga Maret 2025 tercatat surplus USD10,92 miliar dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mengalami kenaikan USD3,51 miliar.

"Surplus ini ditopang oleh surplus komoditas non migas sebesar USD15,76 miliar. Sementara itu neraca perdagangan migas tercatat defisit USD4,84 miliar," ujar Amalia.

(Fiki Ariyanti)

SHARE