ECONOMICS

Perekonomian Dunia Berubah Arah, Seberapa Penting Reskilling?

Iqbal Dwi Purnama 26/07/2025 23:30 WIB

Pengusaha milenial sekaligus konten kreator Raymond Chin menilai perubahan ekonomi global yang sangat cepat memaksa masyarakat untuk terus beradaptasi.

Perekonomian Dunia Berubah Arah, Seberapa Penting Reskilling? Foto: iNews Media Group.

IDXChannel -  Pengusaha milenial sekaligus konten kreator Raymond Chin menilai perubahan ekonomi global yang sangat cepat memaksa masyarakat untuk terus beradaptasi dan meningkatkan kapasitas diri.

Menurutnya, masyarakat perlu melakukan reskilling di tengah disrupsi teknologi dan perubahan geopolitik dunia yang semakin kompleks. 

Hal ini untuk menjawab kompetensi sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri.

"Ada satu laporan yang menyebutkan bahwa pada tahun 2028, satu dari dua pekerja global harus melakukan reskilling. Artinya, bukan hanya mendalami keahlian yang sudah dimiliki, tapi juga belajar hal-hal yang benar-benar baru. Inilah yang kami sebut dengan konsep 'restart'," ujar Raymond usai acara RE:START-Home of Indonesia’s Next Global Entrepreneurs di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

Raymond menjelaskan, Indonesia tengah berada di jendela demografi yang sempit. Dalam lima tahun ke depan, bonus demografi Indonesia diprediksi mulai menurun. 

"Waktu kita tidak banyak. Kita harus gerak sekarang. Momentum ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata dia.

Pada kesempatan itu, Raymond juga menyisipkan pesan kepada generasi milennial dan generasi Z yang hendak memulai usaha atau tengah menjalankan bisnis untuk tetap adaptif pada setiap perubahan zaman.

Sebab menurutnya, di tengah tantangan ekonomi saat ini selalu ada peluang baru untuk bisa dikembangkan. Dia mencontohkan, transformasi dunia usaha dari era 2000-an yang semula dikuasai oleh industri minyak dan infrastruktur, kini bergeser ke perusahaan teknologi.

"Kalau kita melihat ke era 2000-an, daftar 100 perusahaan teratas di Forbes awalnya dipenuhi oleh perusahaan minyak dan infrastruktur. Tapi setelah internet boom, semuanya berubah menjadi perusahaan teknologi. Saya percaya, perubahan seperti itu akan terjadi lagi dalam 25 tahun ke depan. Kita harus peka terhadap peluang-peluang yang muncul," kata dia.


(NIA DEVIYANA)

SHARE