ECONOMICS

Perikanan Indonesia Serap 5.570 Ton Ikan di Semester I 2022

Suparjo Ramalan 22/07/2022 13:12 WIB

PT Perikanan Indonesia (Persero) mencatat realisasi serapan ikan hingga 5.570 ton pada semester I-2022.

Perikanan Indonesia Serap 5.570 Ton Ikan di Semester I 2022 (Dok.Ist)

IDXChannel - PT Perikanan Indonesia (Persero) mencatat realisasi serapan ikan hasil tangkapan nelayan mencapai 5.570 ton pada paruh pertama 2022 atau semester I-2022. 

Hal ini sesuai dengan amanah Peraturan Pemerintah (PP) No 99 Tahun 2021. Dalam beleid ini Perikanan Indonesia bertindak sebagai off taker hasil tangkapan nelayan untuk meningkatkan dan mendukung ketersediaan, keterjangkauan, inklusivitas dan mutu perikanan.

Direktur Utama Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan sejak mergernya dua BUMN perikanan pada Desember 2021 lalu, mampu memperkokoh peran perseroan dalam melibatkan nelayan sebagai garda terdepan ketahanan pangan di sektor perikanan.

“Ini adalah amanah pemerintah usai penggabungan BUMN Perikanan. PT Perikanan Indonesia harus dapat meningkatkan hasil off take nelayan, nilai tukar nelayan dan memberikan kemudahan nelayan dalam berproduksi. Ini yang kami terus upayakan,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (22/7/2022).

Sigit menjelaskan Perikanan Indonesia hadir sebagai penyerap hasil tangkapan nelayan di seluruh Indonesia dengan harga yang wajar dan sesuai. Hingga semester I-2022, Perikanan Indonesia telah membeli ikan dari nelayan sebanyak 5.570 ton.

Ikan hasil tangkapan nelayan yang diserap mayoritas antara lain, Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Kembung, Ikan Tongkol, Ikan Deho, Ikan Layang dan Gurita.

Ikan tersebut diperoleh dari nelayan di sejumlah cabang Perikanan Indonesia yaitu di Pekalongan, Belawan, Brondong, Pemangkat, Ambon, Bacan, Benoa, Bitung, Gorontalo, Makassar, Padang, Sorong, Surabaya dan Tegal.

“Total mitra nelayan PT Perikanan Indonesia di seluruh Indonesia berjumlah 1.400 nelayan,” tambah Sigit.

Sigit mengungkapkan produk ikan yang diserap dari nelayan merupakan bahan baku yang akan dilakukan pengolahan sebelum dijual. Dalam proses pengolahan, Perikanan Indonesia akan fokus ke arah hilirisasi produk untuk memaksimalkan nilai tambah.

Untuk mendukung ekosistem perikanan yang berkelanjutan, perseroan didukung dengan infrastruktur penunjang di seluruh cabang di Indonesia. Infrastruktur yang dimaksud yakni Unit Pengolahan Ikan, Cold Storage, Air Blast Freezer, pabrik es, docking kapal hingga pelabuhan perikanan berkelas samudera dan nusantara. 

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN 1 Pahala Nugraha Mansury mengatakan sektor perikanan adalah salah satu komoditas yang harus diprioritaskan untuk mencapai ketahanan pangan.

Menurut Pahala, merger BUMN Perikanan merupakan salah satu usaha perbaikan di sektor pangan dengan meningkatkan kontribusi PT Perikanan Indonesia terhadap inklusivitas atau keterlibatan nelayan.

(IND) 

SHARE