ECONOMICS

Perkuat Ketahanan Energi, PTT Thailand Teken Kontrak Impor LNG 20 Tahun dari Proyek Alaska

Ibnu Hariyanto 24/06/2025 15:04 WIB

PTT Group resmi menandatangani kontrak jangka panjang dengan Glenfarne Group untuk mengimpor gas alam cair (LNG) dari proyek Alaska LNG.

PTT Group resmi menandatangani kontrak jangka panjang dengan Glenfarne Group untuk mengimpor gas alam cair (LNG) dari proyek Alaska LNG. (foto: iNews Media)

IDXChannel – Perusahaan energi nasional Thailand, PTT Group resmi menandatangani kontrak jangka panjang dengan Glenfarne Group untuk mengimpor gas alam cair (LNG) dari proyek Alaska LNG. Kontrak itu mencakup pasokan sebesar 2 juta metrik ton LNG per tahun selama 20 tahun. 

Kesepakatan ini diumumkan oleh Glenfarne pada Senin malam (23/6/2025) waktu setempat sebagaimana dikutip dari Channel News Asia. Kesepakatan ini menandai salah satu kontrak LNG bilateral terbesar antara Asia Tenggara dan Amerika Serikat (AS). 

PTT menyebut perjanjian ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan memperluas bisnis LNG-nya.

“PTT saat ini sedang mempelajari lebih lanjut proyek Alaska LNG untuk memperluas bisnis LNG dan meningkatkan keamanan energi Thailand,” kata perusahaan dalam pernyataan resmi.

Thailand terus menggenjot impor LNG dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, Thailand memperluas kapasitas terminal regasifikasi untuk mengimbangi lonjakan permintaan. 

Thailand menjadi salah satu importir LNG dengan pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Tenggara.

Proyek Alaska LNG yang dikembangkan Glenfarne akan menyalurkan sekitar 3,5 miliar kaki kubik gas per hari dari North Slope, Alaska. Proyek ini juga didukung penuh oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump, sebagai bagian dari agenda ekspor energi AS.

Presiden Glenfarne Alaska LNG, Adam Prestidge, mengungkapkan 50 persen kapasitas ekspor pihak ketiga dari proyek ini telah diamankan melalui kontrak jangka panjang. 

“Dengan perjanjian hari ini dan sebelumnya, kami telah mengamankan separuh dari kapasitas offtake kami,” ujar Prestidge.

Meski demikian, proyek ini masih menunggu keputusan investasi final (Final Investment Decision/FID). Salah satu hambatan utama adalah pembangunan pipa gas sepanjang 800 mil dari utara Alaska ke fasilitas ekspor yang memerlukan investasi infrastruktur besar.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Thailand, Pichai Chunhavajira menyampaikan Thailand berencana meningkatkan impor LNG dari AS dalam lima tahun ke depan. Langkah ini dilakukan untuk mendiversifikasi sumber energi dan memperkuat keamanan pasokan di tengah tantangan geopolitik dan volatilitas harga energi global.

>

(Ibnu Hariyanto)

SHARE