Perkuat Keterampilan Tenaga Kerja di Asean, Indonesia Kerja Sama Internasional Antarnegara
Investasi dalam sumber daya manusia (SDM) sangat vital di tengah tekanan global saat ini
IDXChannel - Dalam upaya memperkuat keterampilan tenaga kerja di Asean, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Indonesia, Afriansyah Noor, menegaskan pentingnya kerja sama internasional antarnegara anggota Asean.
Pemberdayaan keterampilan bagi tenaga kerja tersebut, disampaikan Afriansyah saat memberikan apresiasi Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, yang mengundang Indonesia beserta seluruh negara anggota Asean dalam diskusi bersama di Jenewa, Swiss.
Afriansyah menyampaikan apresiasinya tersebut saat menghadiri acara Networking Sharing Session for Asean High-Tea yang diadakan oleh Kementerian Sumber Daya Manusia Malaysia pada Selasa kemarin (11/6/2024).
"Investasi dalam sumber daya manusia (SDM) sangat vital di tengah tekanan global saat ini," ujar Afriansyah dikutip dalam keterangannya, Jumat (14/6/2024).
Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia perlu memberikan perhatian khusus pada pengembangan keterampilan pekerja, terutama kelompok rentan seperti pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, pekerja berpenghasilan rendah, dan mereka yang bekerja di sektor UMKM.
"Dengan fokus pada peningkatan keterampilan, kita dapat menciptakan tenaga kerja yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan," kata Afriansyah.
Melalui keutamaan peningkatan keterampilan, Afriansyah optimistis Asean bisa membentuk tenaga kerja yang tangguh dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Acara ini menjadi platform bagi negara-negara Asean untuk bertukar pandangan mengenai inisiatif seperti Training Skills Fund dan Asean Year of Skills 2025.
Afriansyah pun ikut mengapresiasi upaya Malaysia dalam mempromosikan Training Skills Fund sebagai model yang bisa diikuti negara lain di kawasan ini. "Inisiatif ini menunjukkan pentingnya kolaborasi untuk mengatasi kesenjangan keterampilan dan mendorong pembelajaran sepanjang hayat," ujar dia.
Rencana Malaysia untuk menggelar Asean Training Fund Summit juga mendapatkan dukungan dari Afriansyah. Ia menyatakan bahwa pertemuan ini akan menjadi kesempatan untuk mengatasi tantangan akses pendidikan berkualitas, ketidakcocokan keterampilan, dan hambatan mobilitas tenaga kerja di Asean.
"Dengan melibatkan para ahli dan pemangku kepentingan, kita bisa menemukan solusi inovatif dan memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan tenaga kerja," tutur Afriansyah.
(SAN)