ECONOMICS

Pertamina Akui Transisi Energi Butuh Modal Besar, Ajak Berbagai Pihak Kolaborasi

Tangguh Yudha 18/09/2024 17:39 WIB

Pertamina mengakui transisi energi untuk mencapai net zero emission (NZE) tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Pertamina Akui Transisi Energi Butuh Modal Besar, Ajak Berbagai Pihak Kolaborasi. (Foto: Tangguh/IDX Channel)

IDXChannel - Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) mengakui transisi energi untuk mencapai net zero emission (NZE) tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Menurut Direktur Keuangan PNRE, Nelwin Andriansyah, pengembangan transisi energi membutuhkan modal besar dan inovasi teknologi. Sehingga kolaborasi menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia baik dari segi capital maupun segi teknologi.

"Partnership diperlukan karena kita sadar untuk mengembangkan energi terbarukan kita enggak bisa sendirian, butuh modal yang sangat besar dan butuh inovasi teknologi yang jauh di atas kemampuan kita saat ini," tutur Nelwin, Rabu (18/9/2024).

Lebih lanjut, dia mengatakan Indonesia baru memiliki 15 persen energi yang bersumber dari EBT, seperti air, matahari, angin, maupun biotermal. Padahal Pemerintah menargetkan untuk bisa mencapai Net Zero Emission pada 2060.

Pemerintah juga memiliki cita-cita untuk bisa menggapai Net Zero Emission sebesar 30 persen pada 2029 yang artinya waktu yang tersisa untuk menggapai target tersebut hanya 5 tahun. Nelwin menyebut sulit untuk menggapai target itu jika dilakukan sendiri.

Dengan begitu, PNRE menjalin kerja sama dengan beberapa mitra untuk bisa mempercepat transisi energi. Sejumlah kerja sama sedang dalam penjajakan, dan beberapa telah mencapai kesepakatan.

"Kita juga sedang menjajaki bahkan menandatangani beberapa MoU dengan perusahaan skala global, misalnya untuk pengembangan green energi di daerah Sulawesi Utara. Kemudian dengan salah satu solar EV manufaktur terbesar membangun pabrik perakitan solar panel," kata dia.

(Febrina Ratna)

SHARE