Pertamina EP Temukan ‘Harta Karun’ di Desa Benuang Sumsel
Pertamina EP Zona 4 Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina, berhasil menemukan ‘harta karun’ di Sumur Benuang BNG-B1 berupa gas bumi dan kondensat.
IDXChannel - PT Pertamina EP Adera Field (PEP Adera Field) bagian dari Zona 4 Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina, berhasil menemukan ‘harta karun’ di Sumur Benuang BNG-B1 berupa gas bumi dan kondensat. Dalam sumur yang terletak di Desa Benuang, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan ini terdapat cadangan gas dan kondensat.
Untuk mendapatkan gas bumi dan kondensat tersebut, Pertamina EP harus mengeluarkan investasi sebesar USD4,9 juta.
General Manager Zona 4, Agus Amperianto menjelaskan, dalam pengeboran di Sumur Benuang BNG-B1, Pertamina EP sukses menghasilkan gas 15,72 MMSCFD dari target awal 2 MMSCFD atau 786 persen dari target. Selain mendapatkan gas, sumur BNG-B1 juga menghasilkan produksi initial kondensat sebesar 329 BCPD dari target awal 150 BCPD, atau tercapai 220 persen dari target.
"Secara equivalen, berhasil ditemukan cadangan hidrokarbon sebesar 3.042 BOEPD dari target awal 495 BOEPD, atau 615 persen dari target," Agus dalam keterangan tertulis, Kamis (29/9/2022).
Pengeboran sumur BNG-B1 juga diperkirakan menambah cadangan gas inplace Blok B Benuang sebesar 103,64 BSCF (miliar standar kaki kubik) dan cadangan minyak inplace sebesar 8,91 MMBo (juta barel) sehingga membuka peluang untuk pengembangan struktur Benuang.
“Keberhasilan target pengeboran juga tidak terlepas dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang mengedepankan aspek safety,” lanjut dia.
Agus mengatakan, proses pengeboran sumur BNG-B1 selesai pada 10 September 2022 dengan durasi pengerjaan selama 47 hari kalender.
"Total gross revenue dari penjualan gas sebesar USD 155.810 per hari dan investasi pengeboran sebesar USD 4.965.719, maka pengembalian investasi dapat dicapai dalam 32 hari,” terang Agus.
Melalui penerapan Spirit of SUMATERA (SUstainable, MAssive, To grow, Efficient, Resilient, Aggressive) diharapkan keberhasilan pengeboran ini akan berkelanjutan sehingga pasokan energi di Indonesia dapat terpenuhi di tengah laju penurunan produksi lapangan migas yang sudah mature.
Keberhasilan pengeboran ini juga berkat peran SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Perwira Pertamina EP Zona 4, kontraktor dan mitra kerja perusahaan, serta pemerintah yang telah mendukung aktivitas hulu migas Pertamina.
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina (Persero) mengalokasikan anggaran khusus untuk pengembangan energi baru, bersih dan terbarukan.
Sebesar 14 persen atau sekitar USD 9,8 miliar-US 11,2 miliar yang setara Rp 147 triliun-Rp 168 triliun (kurs Rp15.000 per dollar AS) dari proyeksi belanja modal (capital expenditure) 2022-2026 sebesar USD 70-80 miliar dialokasikan untuk hal ini.
Alokasi anggaran sejalan dengan komitmen Pertamina yang berupaya menggunakan sumber daya domestik untuk memasok kebutuhan energi nasional menuju pembangunan hijau dan dekarbonisasi.
Dannif Danusaputro, Chief Executive Officer Pertamina NRE, Subholding Power and Renewable Energy Pertamina, juga menyampaikan, proyeksi belanja sektor hulu dan hilir.
Dalam proyeksi Pertamina, sektor hulu akan menyerap 45 persen belanja modal dan sektor hulir 37 persen.
“Sisa 4 persenuntuk portofolio lainnya. Rata-rata perusahaan energi lain memproyeksikan belanja modal sekitar 4,3 persen,” ujar Dannif saat menjadi narasumber pada sesi “Company Strategy to Address Energy Transition and Investment” pada 46th IPA Convention and Exhibition di Jakarta. (RRD)