ECONOMICS

Pertamina Hulu Mahakam Dapat Restu Lanjutkan Proyek Ngebor Sumur Migas Rp4,65 Triliun 

Fiki Ariyanti 18/12/2023 15:28 WIB

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menerima persetujuan Final Investment Decision (FID) untuk melanjutkan pelaksanaan proyek OPLL-3B Offshore.

Pertamina Hulu Mahakam Dapat Restu Lanjutkan Proyek Ngebor Sumur Migas Rp4,65 Triliun (Dok PHM)

IDXChannel - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) telah menerima persetujuan Final Investment Decision (FID) dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina.

Persetujuan FID ini untuk melanjutkan pelaksanaan proyek Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan atau OPLL-3B Offshore senilai lebih dari USD300 juta di Wilayah Kerja (WK) Mahakam di Kalimantan Timur.

Jika dihitung dengan asumsi kurs Jisdor Rp15.503 per USD, maka nilai proyek pengembangan OPLL-3B Offshore tersebut sekira Rp4,65 triliun.

Lingkup kegiatan proyek OPLL-3B Offshore berupa pengeboran dan penyambungan 32 sumur infill serta kegiatan perforasi dan pengendalian kepasiran (workover) yang akan dibutuhkan pada sumur-sumur di lapangan lepas pantai Peciko, South Mahakam, dan Sisi Nubi di WK Mahakam. 

Sebanyak 32 sumur yang diusulkan ini terdiri dari sumur baru dan sumur side track yang tersebar di ketiga lapangan. Kegiatan pengeboran direncanakan secara bertahap mulai 2024. Rencana Kerja OPLL-3B Offshore ini sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan SKKMIGAS.

Direktur Utama PHI, John Anis mengatakan, komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi dalam pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi dalam mendukung pencapaian target produksi migas nasional, kebijakan transisi energi, dan target net zero emmision PT Pertamina (Persero). 

“WK Mahakam merupakan salah satu tulang punggung produksi migas Indonesia. Produksi gas WK Mahakam saat ini dikomersialisasikan untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk, petrokimia, pembangkit listrik, serta gas kota di wilayah Kalimantan Timur," kata John dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (18/12).

"Sedangkan sebagian lainnya digunakan sebagai gas alam cair (LNG) melalui fasilitas PT Badak NGL, untuk memenuhi kontrak domestik dan kelebihannya jika ada digunakan untuk ekspor sesuai alokasi yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM,” tambahnya. 

John menjelaskan, proyek OPLL-3B Offshore ini diharapkan akan menambah cadangan migas dan berkontribusi pada keberlanjutan produksi WK Mahakam, menciptakan value creation bagi perusahaan.

Selain itu, memberikan multiplier effect bagi ekonomi regional, berupa pemenuhan kebutuhan gas domestik, kilang Pertamina RDMP, pemberdayaan kontraktor lokal, serta peningkatan kapasitas nasional.

“Kami terus melakukan langkah strategis untuk melakukan pengembangan sumur migas agar memberikan nilai yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan," ucap John. 

"Oleh karena itu, pengerjaan sumur-sumur pada proyek OPLL-3B Offshore ini pun akan menggunakan platform-platform existing sehingga dapat mengoptimalkan fasilitas produksi yang masih berfungsi dengan baik,” lanjutnya.

Menurut John, sumur-sumur produksi pada proyek ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan WK Mahakam sekitar 75 Bcf gas dan 1 MMbbl kondensat. 

“Produksi puncak dari proyek ini diprediksikan akan tercapai di tahun 2026, yaitu sekitar 70 MMscfd untuk gas dan 1200 bbls/day kondensat,” tuturnya.

“PHI dan seluruh anak perusahaan terus mendorong inovasi dan aplikasi teknologi dalam pengelolaan operasi hulu migas perusahaan. Kami memahami karakter subsurface WK Mahakam dengan natural decline rate yang tinggi sehingga memerlukan banyak pemboran infill," dia menambahkan.

"Oleh karena itu, di proyek OPLL-3B Offshore PHM menambah jumlah sumur di lapangan existing serta memperkecil jarak antar sumur untuk meningkatkan pengurasan atau recovery factor,” terang John.

Dampak Positif Insentif Migas

John menuturkan, potensi pengembangan yang mendasari proyek OPLL-3B Offshore teridentifikasi berkat Insentif Migas dari pemerintah Indonesia yang diberikan kepada PHM pada 2021.

Menurutnya, insentif yang dberikan oleh pemerintah telah memberikan dampak positif pada peningkatan kemampuan PHM dalam berinvestasi, baik dalam proyek pengembangan lapangan yang existing (eksploitasi) maupun dalam upaya mencari sumber daya migas baru melalui kegiatan eksplorasi. 

“Dengan adanya insentif berupa perbaikan fiscal term bagi WK Mahakam, PHM dapat terus melakukan terobosan dengan menerapkan inovasi dan aplikasi teknologi untuk mendapatkan sumber daya yang marginal,” ungkap John.

Insentif ini, menurut John, telah mendukung PHM untuk terus melakukan pengembangan lapangan dengan pengeboran sumur-sumur baru sehingga mampu meningkatkan recovery factor dan memperpanjang usia sumur sehingga produksi WK Mahakam dapat terus dipertahankan dalam waktu yang lebih panjang

“Pengembangan lapangan existing melalui pengeboran sumur-sumur baru pasca pemberian insentif, telah memberikan data-data subsurface baru sehingga membuka peluang lahirnya proyek pengembangan baru, baik infill dan step-out, seperti pada proyek OPLL-3B Offshore ini,” ujar John.

Sementara upaya eksplorasi yang dilakukan PHM sejauh inipun telah memberikan hasil yang positif, seperti discovery di Manpatu.

“Kami terus melakukan studi, mempersiapkan rencana-rencana pengembangan ke depan dan mengupayakan inovasi-inovasi teknik dalam rangka keberlanjutan produksi migas dari WK Mahakam,” pungkas John. 

(FAY)

SHARE