Pertamina Proyeksi Permintaan Avtur Naik 76 Persen saat MotoGP Mandalika
Pertamina Patra Niaga memproyeksi konsumsi bahan bakar pesawat atau avtur naik lebih dari 76 persen selama gelaran MotoGP.
IDXChannel - Pertamina Patra Niaga memproyeksi konsumsi bahan bakar pesawat atau avtur naik lebih dari 76 persen selama gelaran MotoGP di Pertamina Mandalika International Circuit pada 27-29 September 2024.
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Aji Anom Purwasakti mengatakan, prediksi konsumsi avtur terjadi selama 10 hari atau sejak 22 September–1 Oktober 2024. Menurutnya, kenaikan lebih dari 76 persen atau setara 176 kiloliter (KL) dari normal harian 100 kl.
Perusahaan pun menjamin stok Avtur dalam kondisi aman. Stok Avtur di suplai dari dua Terminal BBM Aviasi yaitu di Bandara International Lombok (BIL) dan Salahudin.
Aji menyebut Pertamina menambah stok BBM di wilayah Lombok dan sekitarnya sebesar 150 persen atau naik lima kali lipat dari rata-rata konsumsi normal. “Sehingga kami lakukan antisipasi dengan menambah stok BBM sebesar 150 persen,” ujar Aji, Minggu (22/9/2024).
Untuk memenuhi kebutuhan BBM di Lombok, Pertamina akan menyuplai dari Integrated Terminal Ampenan dengan total kapasitas terminalnya sebesar 40.034 kilo liter (kl). Selain itu, BBM dipasok dari Terminal BBM Bima dan Badas di Sumbawa.
Untuk BBM transportasi darat, Pertamina akan melakukan build up stok BBM 60 persen lebih di SPBU, lantaran terdapat proyeksi peningkatan konsumsi 26 persen persen atau 2.561 kl dari rata-rata normal harian sebesar 2.033 kl.
“Hal tersebut dilakukan karena jumlah kendaraan roda dua maupun roda empat atau lebih pada saat perhelatan Pertamina Grand Prix of Indonesia nanti diprediksi akan meningkat. Terminal BBM Ampenan akan melakukan penambahan mobil tangki spot charter dan jam layanan operasional ditambah 2 jam lebih awal pada pukul 04.00 WITA,” kata dia.
Untuk LPG, diperkirakan naik 54,6 persen dari rata-rata konsumsi normal harian 443,1 MT. “LPG juga kita lakukan penambahan stok sebesar 54,6 persen dari normal harian untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi di sektor kuliner,” ujarnya.
(Febrina Ratna)