ECONOMICS

Perubahan Iklim, BMKG Sebut 70 Kali Kejadian Ekstrem Melanda RI dalam 2-3 Tahun Terakhir

Binti Mufarida 24/08/2022 10:55 WIB

BMKG mencatat 70 kali kejadian ekstrem melanda Indonesia dalam 2-3 tahun terakhir ini.

Perubahan Iklim, BMKG Sebut 70 Kali Kejadian Ekstrem Melanda RI dalam 2-3 Tahun Terakhir

IDXChannel - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mencatat 70 kali kejadian ekstrem melanda Indonesia dalam 2-3 tahun terakhir ini. Kejadian ekstrem ini salah satu akibat dari perubahan iklim.  

“Fenomena perubahan iklim yang berdampak pada kondisi ekstrim dan faktanya mengakibatkan lompatan kejadian ekstrem tadi bahkan BMKG mencatat saat ini telah terdata, maksud saya bulan lalu ya, mungkin sekarang sudah bertambah, selama ini telah terjadi 70 kali kejadian ekstrem dalam 2-3 tahun terakhir ini. Jadi hal tersebut merupakan lompatan. Dan juga kejadian Siklon juga semakin sering terjadi,” ungkap Dwikorita dikutip dari keterangannya saat menghadiri Seminar Ilmiah: Kejadian Ekstrim dan Perubahan Iklim secara virtual, Rabu (24/8/2022).  

Oleh karena itu, Dwikorita menegaskan pihaknya tidak boleh bekerja secara rutin saja, namun harus ada lompatan dari berbagai aspek untuk menjawab kejadian ekstrem yang semakin sering terjadi di Indonesia akibat perubahan iklim saat ini.

“Kami harus segera melompatkan kapasitas kami baik dari aspek daya analitik, bahkan mulai dari hulu bagaimana kami mendeteksi secara dini sangat sering berubah secara mendadak. Bagaimana kami harus melakukan analisis dengan daya analitik yang jauh lebih tinggi, bagaimana memperkirakan dulu, memprediksi kemudian juga ada di mana kami harus memproyeksi kedepan,” katanya.  

Bahkan, kata Dwikorita, BMKG tidak cukup misalnya untuk memprakirakan cuaca 7 hari kedepan, namun juga didukung oleh klimatologi setiap 10 harian.

“Klimatologi juga bisa memprediksi untuk setiap bulan bahkan 6 bulan kedepan. Itu tidak cukup ternyata dengan perkembangan cuaca ini.”

Selain itu, Dwikorita mengatakan pihaknya telah menambah sejumlah peralatan dan teknologi untuk mendukung kinerja BMKG. 

“Beberapa teknologi terkini sudah kami tambah. Bahkan, saat ini kami sedang menyiapkan sistem yang melompatkan datanya jadi Big Datanya kami lompatan kapasitasnya, super komputer sedang kami upgrade agar lebih handal ya, kemudian titik-titik observasi sudah kami tambahkan, tapi saya yakin itu tidak cukup.”

“Oleh karena itu, kami menyadari bahwa langkah yang dipandang terus untuk dikembangkan ini perlu dilakukan. Dan BMKG tidak mungkin bekerja sendiri. Oleh karena itu kami harus semakin memperkuat jaringan sistem dan kerjasama dengan semua pihak terutama dengan para pakar, para pakar atmosfer ya, para pakar iklim, di Indonesia alhamdulillah banyak perguruan tinggi yang mendalami hal tersebut,” papar Dwikorita. 

(NDA) 

SHARE