Perusahaan Asing Rebutan Jadi Offtaker Produk Hilirisasi Smelter Freeport
Sejumlah perusahaan asing berbondong-bondong ingin menjadi offtaker alias pembeli produk pertambangan milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK Gresik.
IDXChannel - Sejumlah perusahaan asing berbondong-bondong ingin menjadi offtaker alias pembeli produk pertambangan milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik atau Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE). PTFI sendiri tengah membangun proyek smelter di kawasan tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Biro Investasi, Kerja Sama, dan Komunikasi sekaligus Sekjen Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bambang Wijanarko dalam sesi Market Review IDX Channel, Jumat (26/1/2024).
“Jadi saat ini pun, setelah adanya Freeport (di KEK Gresik) ini sudah mulai masuk perusahaan-perusahaan asing yang akan menjadi offtaker dari produk Freeport,” ujar Bambang Wijanarko.
Menurutnya, PTFI menjadi salah satu investor atau pelaku usaha yang akan berkontribusi besar terhadap implementasi investasi di KEK Gresik. Sebab, proyek fasilitas pemurnian yang masih dibangun mengundang minta perusahaan-perusahaan asing lainnya.
Sejak akhir Oktober 2023, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga sudah mencapai 80 persen. Progres konstruksi ini sesuai dengan target linimasa kurva-S dari pemerintah.
PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan agar bisa menyelesaikan pembangunan fisik. Setelah itu, proyek masuk pada tahap pre commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, sebelum memulai kegiatan operasional pada 2024.
Adapun capital expenditure atau belanja modal untuk proyek ini sebesar USD3 miliar atau setara Rp45 triliun. Anggaran itu mencakup pembangunan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR).
Beberapa produk akan dihasilkan dari smelter, diantaranya katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, dan platinum group metals (PGM).
“PT Freeport yang sekarang sudah membangun smelter ini investasi kalau sudah selesai bisa mencapai Rp45 triliun,” paparnya.
(YNA)