Petani Kesulitan Garap Lahan akibat Minim Pupuk Subsidi dan Cuaca Ekstrem
Petani menghadapi sejumlah kendala untuk menggarap lahan awal tahun ini. Tidak hanya menghadapi cuaca ekstrem, permasalahan pupuk juga menghantui para petani.
IDXChannel – Petani menghadapi sejumlah kendala untuk menggarap lahan awal tahun ini. Tidak hanya menghadapi cuaca ekstrem, permasalahan pupuk juga menghantui para petani di saat harusnya mulai menanam.
Sejumlah petani mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhannya. Karidah, warga Kecamatan Ligung adalah salah satu petani yang merasakan sulitnya mendapatkan pupuk.
"Sering pisan kaya gini teh. Pas kita butuh untuk padi yang baru ditanam, eh pupuk bersubsidinya langka. Sekarang juga teman-teman ngeluh gitu," kata dia.
Akibat susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi, dia terpaksa membeli pupuk non subsidi. Namun, karena harganya yang lumayan jauh lebih mahal, Karidah membeli pupuk non subsidi itu jauh lebih kecil dari kebutuhan.
"Ya mau gimana lagi. Karena emang butuh kan," ungkap dia.
Kendala tersebut bukan hanya dialami Karidah. Sejumlah petani pun mengaku mengalami hal serupa, saat akan mulai mengolah lahan pertaniannya. Hal itu seperti dijelaskan Wakil Ketua Komisi II DPRD Majalengka Moch. Fajar Shidiq.
Diakuinya, dari sejumlah dialog yang dilakukannya ke beberapa daerah, permasalahan pupuk diketahui menjadi persoalan yang paling banyak disampaikan.
"Banyak teman-teman kita yang menyampaikan susahnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Sementara sekarang sudah waktunya mereka mulai tanam, meskipun ada beberapa petani di daerah (Majalengka) Utara yang sudah lebih dulu tanam," kata Fajar, seusai pelaksanaan Harlah PPP ke-50 di DPD Majalengka, Minggu (8/1/2023).
"Ini kan aneh. Pupuk subsidi yang saat ini sedang benar-benar dibutuhkan, tapi teman-teman malah mengalami kesulitan," lanjut dia.
Menyikapi hal itu, jelas dia, Komisi II akan meminta keterangan dari sejumlah instansi, terkait kondisi yang terjadi di lapangan. "Akan minta penjelasan dari Dinas Pertanian, Perdagangan, juga pihak distributor. Kenapa ini terjadi," ungkap dia.
Susahnya para petani mendapatkan pupuk bersubsidi, jelas dia, bisa memicu gagalnya target ketahanan pangan untuk tahun depan. Pasalnya, dengan kondisi saat ini pupuk susah didapat, dapat berdampak terhadap berbagai hal, salah satunya biaya operasi yang membengkak.
(FRI)