Peternak di Lampung Terpuruk, Imbas Kenaikan Harga BBM hingga Peredaran Telur Breeding
Kenaikan harga BBM, dan kebijakan pemerintah menetapkan harga telur melalui Badan Pangan Nasional membuat usaha ayam petelur di Lampung kian terpuruk.
IDXChannel - Kenaikan harga bahan bakar minyak, ditambah dengan kebijakan pemerintah menetapkan harga telur melalui Badan Pangan Nasional membuat usaha ayam petelur di Lampung kian terpuruk.
“Kebijakan pemerintah menetapkan harga telur kontra produktif dan membuat bingung para peternak,” ungkap Kasmani, salah satu peternak telur asal Lampung.
Dikeluhkan peternak, bahwa tidak sebandingnya biaya operasional dengan hasil produksi telur ayam, belakangan terakhir membuat usaha ayam petelur terancam gulung tikar.
Kebijakan pemerintah yang menetapkan harga telur ayam ras Rp24 ribu per kilogram membuat para peternak terpuruk, lantaran di pasaran harga telur terus menerus merosot ditambah maraknya peredaran telur breeding.
Sebelumnya Badan pangan nasional (Bapanas) menetapkan harga telur Rp24 ribu per kilogram. Kebijakan tersebut dinilai membuat peternak telur ayam ras di desa Krawangsari, Natar, Kabupaten Lampung Selatan sangat memberatkan. Pasalnya harga telur semakin merosot.
Dinilai peternak, bahkan kebijakan pemerintah yang justru menyebabkan terpuruknya peternak telur, imbas harga telur sekarang di bawah Rp20 ribu per kilogramnya.
Sedangkan penyebab lainnya yang membuat peternak semakin sulit, yakni maraknya peredaran telur breeding, padahal pemerintah telah melarang jenis tersebut beredar. Namun di lapangan telur ayam infertil diperjualbelikan secara vulgar.
Tak hanya itu saja, ditambah lagi kenaikan harga bbm yang membuat semua harga barang naik termasuk harga pakan ternak, membuat harga telur justru turun.
“Akibat anjloknya harga telur, peternak terpaksa mengosongkan sebagian kandangnya karena sudah tak mampu membeli ayam baru karena harganya mahal,” ucap Kasmani.
Para peternak telur pun berharap kepada pemerintah agar dapat membuat kebijakan dipikirkan secara mendalam, dan menindak tegas peredaran telur breeding. (FHM)