PGN (PGAS) Kembangkan LNG Hub Global di Aceh
Perta Arun yang berada di Aceh dinilai strategis sebagai pusat LNG trading Asia dan destinasi LNG hub global seperti China, Australia, Angola, Mesir, dan AS.
IDXChannel - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk (PGAS), terus berinovasi dalam melakukan terobosan pemanfaatan gas alam cair (LNG). Salah satunya dengan mengembangkan LNG Hub di Barat Indonesia.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengatakan, salah satu proyek yang berjalan saat ini yaitu pengembangan Arun LNG Hub. Proyek tersebut dikelola PT Perta Arun Gas (PAG) selaku afiliasi Subholding Gas.
Lokasi Perta Arun Gas yang berada di Aceh dinilai strategis sebagai pusat LNG trading Asia dan destinasi LNG hub global seperti China, Australia, Angola, Mesir, dan Amerika Serikat.
PAG berencana membangun tiga unit tangki penyimpanan LNG baru dengan masing-masing kapasitas 180.000 m3 dalam rangka menjadikan Arun sebagai LNG Hub Leader di Asia pada 2030.
Direktur Utama Perta Arun Gas, Bara Ilmarosa, menjelaskan saat ini terdapat empat tangki LNG eksisting, yaitu dua untuk domestik dan dua untuk internasional. Untuk meningkatkan Petra Arun sebagai LNG Hub internasional, dia menerapkan strategi dengan mitra internasional.
“Dalam memasuki pasar, kami bermitra dengan mitra dari Eropa dan Asia. Ke depan kami berencana untuk meningkatkan lagi jumlah tangki," jelas Bara dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Bara menambahkan Gastech Exhibition& Conference 2022 menjadi salah satu sarana memperkenalkan secara lebih luas mengenai proyek LNG ke depan untuk menjadikan Subholidng Gas sebagai pemain LNG dunia.
Gastech Exhibition & Conference 2022 diselenggarakan di Milan, Italia, pada 5-8 September 2022. PGN hadir memperkenalkan beberapa proyek inisiatif gas bumi dan LNG rendah karbon.
Menurut Heru, kehadiran PGN di Gastech Exhibition& Conference 2022 juga memperkenalkan tanggung jawab Subholding Gas di dunia internasional dalam menjaga ketahanan energi Indonesia dengan mengupayakan berbagai sumber energi bersih domestik untuk memenuhi permintaan dalam negeri, menjamin pasokan, realibility, dan affordability bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, PGN juga melakukan terobosan dengan menggandeng mitra strategis melalui pemanfaatan infrastruktur di PT Badak LNG untuk melaksanakan proyek LNG bunkering pertama di Indonesia.
Pada sektor transportasi darat, PGN menyediakan layanan LNG mobile refueling unit (MRU) di 14 lokasi di Indonesia. LNG MRU akan ditingkatkan seiring percepatan pembangunan jalan tol khususnya di Jawa dan Sumatera, serta penambahan jumlah truk logistik. Permintaan LNG untuk transportasi darat diproyeksikan 12 BBTUD dalam 10 tahun ke depan.
"Selain lebih bersih dibandingkan bahan bakar diesel, LNG juga lebih terjangkau. Penghematan yang didapatkan sebesar 20 persen untuk kendaraan truk," tambah Heru
PGN juga turut menjalankan mandat pemerintah menjadikan LNG sebagai alternatif energi bagi pembangkit listrik di Indonesia bagian tengah dan timur. Menurut dia, ketepatan teknis harus direncanakan secara matang agar alokasi LNG sekitar 83 BBTUD dapat optimum penggunaannya.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan energi di Indonesia sebagai negara kepulauan, pengembangan beyond pipeline untuk distribusi LNG adalah keharusan. Demand LNG retail diperkirakan meningkat hingga 119 BBTUD dalam 10 tahun ke depan.
“Target ini cukup menantang dalam penyediaan infrastruktur LNG seperti isotank, microbulk, dan tabung VGL, serta mengutamakan skema logistik yang seefisien mungkin," jelas Heru.
Selain LNG, terobosan beyond pipeline PGN lainnya meliputi pengembangan Gaslink Cylinder CNG untuk UMKM, pengembangan carbon capture, utilization, and storage (CCUS) dengan PT Pupuk Iskandar Muda serta pengembangan biometana dan hidrogen.
"PGN terus menjalankan mandat untuk security supply, memanfaatkan teknologi dan inisiatif produk-produk energi bersih nasional, serta bersinergi dengan beberapa mitra dalam pengembangan produk maupun proyek," katanya.
(FRI)