ECONOMICS

PIER Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di 2025, Daya Beli Masih Jadi PR 

Yanto Kusdiantono 03/12/2024 18:30 WIB

Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 di kisaran 5,15 persen. 

PIER Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di 2025, Daya Beli Masih Jadi PR (foto yanto)

IDXChannel - Permata Institute for Economic Research (PIER) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 di kisaran 5,15 persen. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, PIER menyebut sektor konsumsi rumah tangga dan investasi masih akan menjadi penopang utama perekonomian dalam negeri. 

“Proyeksi optimistis ini memberikan dasar kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan memaksimalkan potensi rumah tangga dan diversifikasi ekspor. Tak kalah penting adalah investasi asing (foreign direct investment),” kata Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede dalam paparan Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (3/12/2024). 

Kendati terbilang optimistis, dalam paparan outlook bertajuk ‘Economic Forces at Play: Balancing Domestic Drivers and Global Uncertainly’ itu, PIER menyoroti sejumlah risiko eksternal yang berpotensi membawa dampak ke perekonomian dalam negeri. 

Antara lain, pelemahan ekonomi China, potensi kebijakan proteksionisme Amerika Serikat (AS), perlambatan permintaan global, serta volatilitas harga komoditas dunia. 

Berdasarkan kajian PIER, berbagai faktor eksternal tersebut membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi global diperkirakan berada di level 3,2 persen. Selain itu, terdapat divergensi pertumbuhan antara negara maju dan berkembang. 

Josua menambahkan, melihat kondisi global yang terjadi saat ini, maka diperlukan sinergi dukungan kebijakan fiskal dan moneter agar mampu menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. 

“Kami percaya memanfaatkan potensi domestik yang dimiliki Indonesia akan menjadi kunci dalam mengatasi tantangan perekonomian ke depan,” kata Josua. 

Pada kesempatan tersebut, Josua juga menggarisbawahi potensi kenaikan laju inflasi apabila kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen diberlakukan tahun depan. 

Di sisi lain, sektor investasi diperkirakan terus bertumbuh  didukung penurunan biaya pinjaman dan kebijakan fiskal yang mendukung usaha mikro kecil dan menangah (UMKM).

“Soal daya beli memang masih jadi perhatian. Namun dengan kenaikan upah sebesar 6,5 persen, mudah-mudahan ini bisa mengangkat konsumsi masyarakat yang saat ini sepertinya tertahan karena ingin lebih berjaga-jaga,” ujar Josua.

(Fiki Ariyanti)

SHARE