ECONOMICS

PLN Bakal Gencarkan Pengembangan EBT Demi Reduksi Emisi Karbon 

Suparjo Ramalan 09/11/2022 09:28 WIB

Direktur Utama  PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkap PLN perlu menambahkan ruang yang lebih besar untuk menambah porsi pembangkit EBT.

PLN Bakal Gencarkan Pengembangan EBT Demi Reduksi Emisi Karbon. (Foto: MNC Media)

IDXChannel -  Direktur Utama  PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkap PLN perlu menambahkan ruang yang lebih besar untuk menambah porsi pembangkit EBT. Mengingat saat ini PLN terus meningkatkan pemanfaatan pembangkit energi terbarukan (EBT) yang berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak.

"Kami secara agresif meningkatkan pemanfaatan EBT. Sehingga setiap potensi EBT yang ada akan kami maksimalkan. Bersamaan dengan itu, kami perlu meningkatkan kapasitas teknologi guna mengakomodasi fluktuasi supply-demand untuk sistem baru tersebut," jelas dia dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/2022). 

Langkah tersebut dilakukan untuk mengejar net zero emisi  (NZE) di 2060. PLN melakukan pendekatan melalui 8 inisiatif yang saat ini dijalankan. Inisiatif tersebut terdiri dari pensiun dini pembangkit fosil, pilot proyek co-firing hidrogen dan amonia, menambah pembangkit energi terbarukan (EBT), layanan energi hijau, co-firing biomassa, inisiasi carbon capture storage, peluncuran smart grid control system, dan membangun ekosistem kendaraan listrik.

Selain itu, Darmawan menilai pemanasan global adalah tantangan bersama dan membutuhkan strategi dari seluruh dunia baik dari teknologi, inovasi, hingga investasi. "Paradigma kita mesti berubah. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan kolaborasi," jelasnya.

Pada tahap awal, pihaknya sudah berhasil mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca sepanjang 2022.

"Saya di sini dengan bangga mengatakan bahwa tahun ini kami sukses mereduksi 32 juta metric ton emisi C02. Melampaui target NDC kita," kata dia. 

Ia menjelaskan dalam mencapai angka tersebut, PLN melakukan pendekatan holistik yakni, menambah kapasitas pembangkit EBT, mengolah hasil gas buang menjadi energi listrik, menggunakan teknologi pembangkit batu bara yang lebih efisien, dan menerapkan co-firing biomassa.

"Kita lakukan yang terbaik dan bergerak sejauh yang kita bisa. Tahun lalu, 13 gigawatt pembangkit batu bara yang masih dalam perencanaan, kami hapus sehingga menghindarkan kita dari 1,8 miliar metric ton emisi CO2 selama 25 tahun ke depan," kata dia.

(SLF)

SHARE