ECONOMICS

Polemik Transformasi Kendaraan Listrik, Turunkan Emisi Atau Justru Hasilkan Limbah Baru?

Iqbal Dwi Purnama 03/08/2022 21:00 WIB

Pemerintah terus mendorong penggunakan kendraan listrik untuk menurunkan emisi karbon.

Pemerintah terus mendorong penggunakan kendraan listrik untuk menurunkan emisi karbon.

IDXChannel - Pemerintah terus mendorong penggunakan kendraan listrik untuk menurunkan emisi karbon. Hal tersebut dikarenakan saat ini pencemaran udara yang dihasilkan oleh kendaraan menjadi penyumbang terbesar polusi di perkotaan. 

Kasubdit Pengendalian Pencemaran Udara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ratna Kartika mengatakan dalam upaya penurunan emisi karbon dengan menggunakan kendaraan listrik perlu melihat aspek yang lebih luas.

Misalnya sumber energi listrik yang bakal menjadi penggerak roda kendaraan yang sampai saat ini mayoritas produksi listrik nasional masih dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga baru bara (PLTU).

Ketika ramai masyarakat menggunakan kendaraan listrik, maka kebutuhan listrik otomatis bakal meningkat, sehingga pengerukan baru bara juga bakal ditambah sebagai bahan baku pembuatan listrik.

"Kita perlu melihat secara keseluruhan dari adanya penurunan emisi udara, bukan dibagian hilir saja, tetapi dibagian hulunya juga demikian," ujar Ratna dalam diskusi virtual, Rabu (3/8/2022).

Menurutnya memang penggunaaan kendraan listrik menurunkan emisi gas buang dari kendaraan, namun ada beberapa potensi limbah baru yang akan dihasilkan. Sehingga aspek tersebut juga tidak boleh lepas dari pembahasan.

"Jadi kalau kita masih menggunakan batu bara, itu tadi hanya memindahkan masalah saja di perkotaan, tetapi di daerah pinggiran masih tetap menghasilkan emisi," sambungnya.

Selanjutnya adalah pembuatan baterai listrik untuk kendaraan, yang mana bahan baku pembuatannya juga dihasilkan dari aktivitas pertambangan. Bahan bukan lagi mencemari udara, aktivitas ini berpotensi menghasilkan pencemaran lingkungan.

"Proses pembuatan baterai itu sendiri, itu juga berpotensi menghasilkan limbah dan emisi dan terakhir ada baterai dari pasca pemakaian, jadi daur baterai kendaraan ini harus dipikirkan," kata Ratna.

"Potensi limbah dari pembuatan baterai itu dari bahan tambang, daur ulang baterai litium, kemudian dari aspek komponen baterai, jadi tidak akan lepas dari emisi udaranya, maupun emisi dari limbah cair," sambungnya.

Menurut Ratna pencemaran dari adanya aktivitas tersebut bukan hanya berdampak pada lingkungan namun juga mengancam makhluk hidup lainnya termasuk manusia itu sendiri. Terlebih mereka yang hidup di sekitar area kawasan industri maupun pertambangan.

"Kami mendukung penurunan emisi atau pemindahan kendraan listrik, hanya memang kita perlu melihat gambaran utuh secara keseluruhan karena kita tidak mau potensi pencemaran hilang disatu aspek tapi timbul di aspek lainnya," lajut Ratna.

"Disini kita melihat bukan hanya ada dampak lingkungannya, tetapi nantinya juga akan berdampak pada manusia, jadi memang banyak yang harus kita pertimbangkan sebelum kita kearah sana," pungkasnya.

(NDA) 

SHARE