ECONOMICS

Potensi Budidaya Perikanan Capai USD1,2 Triliun, Namun Minim Teknologi

Arif Budianto/Kontributor 13/10/2021 15:02 WIB

Penggunaan teknologi akan memudahkan petani memberi pakan ikan secara terukur mengunakan aplikasi.

Penggunaan teknologi akan memudahkan petani memberi pakan ikan secara terukur mengunakan aplikasi.

IDXChannel - Jabar selatan akan menjadi target pengembangan budidaya perikanan berbasis teknologi, dalam rangka peningkatan produksi dan kesejahteraan petani. Saat ini, mayoritas budidaya perikanan baik laut atau tawar masih mengunakan cara tradisional. 

Co-founder dan Chief of Staff eFishery Chrisna Aditya mengatakan, petani ikan baik tawar atau air laut di Indonesia mencapai lebih 3 juta petani. Namun dari jumlah itu, sekitar 80 persen petani masih mengandalkan cara tradisonal dalam budidaya ikan. 

"Di Jawa Barat, petani perikanan yang sudah mengakses teknologi kami baru sekitar 5.000 dari 18.000 an pembudidaya di seluruh Indonesia. Paling banyak di Cirebon, Indramayu, Subang, dan Bogor," jelas Chrisna Aditya di kawasan Dago, Kota Bandung, Rabu (13/10/2021).

Untuk penetrasi budidaya perikanan berbasis teknologi, tahun ini pihaknya akan lebih banyak melakukan penetrasi di selatan Jawa Barat. Mulai dari kawasan Tasikmlaya, Garut, hingga Ujunggenteng di Sukabumi. 

"Kami menargetkan ada 10 kampung digital yang akan dibangun tahun depan. Kampung ini akan menjadi percontohan budidaya ikan menggunakan teknologi," jelas dia. 

Penggunaan teknologi, kata dia, akan memudahkan petani memberi pakan ikan secara terukur mengunakan aplikasi. Penggunaan teknologi ini juga cukup berhasil meningkatkan produksi, misalnya dari 1 ton menjadi 1,5 ton. Penggunaan feeder juga bisa meningkatkan efisiensi pakan hingga 30 persen. Siklus panen lebih cepat 74 hari. 

Diketahui, eFishery adalah perusahaan Aquaculture Intelligence pertama yang 
mengembangkan inovasi di bidang akuakultur. eFishery mendisrupsi metode budidaya ikan tradisional dan memberikan solusi canggih dalam ekosistem akuakultur dengan menawarkan end-to-end platform yang menyediakan akses pada pakan, pembiayaan, dan pasar bagi para pembudidaya ikan dan udang. 

"Dalam dua hingga tiga tahun kedepan, kami menargetkan ada sekitar 1 juta petani budidaya ikan yang melek teknologi atau sekitar 30 persen dari jumlah pembudidaya ikan saat ini. Karena secara potensi, sektor ini masih cukup besar, mencapai USD1,2 triliun," jelas dia.

Diakuinya, budidaya aquaculture dinilai menjadi sumber protein masa depan. Hal ini seiring populasi dunia yang terus bertambah, maka butuh makanan dalam jumlah banyak. Tapi lahan untuk produksi makanan makin sedikit. Makanya perlu sumber makanan yang efisien. 

"Saat ini, aquaculture memang masih kecil, tapi ini paling efisien. Tapi pertumbuhannya paling besar. Kami konsen di sini, karena kalau tidak 20 tahun lagi dunia akanbkrisis pangan. Kami yakin kedepan ini akan menjadi sumber protein terbesar di dunia," imbuh dia.

Saat ini, eFishery telah menjangkau sekitar 250 kota dengan 18.000 pembudidaya. Perusahaan yang dibuat oleh dua orang lulusan ITB di Bandung ini telah mempekerjakan lebih dari 700 orang di seluruh Indonesia. (TIA)

SHARE