PPKM Diperlonggar, Okupansi Hotel di Malang Naik hingga 80 Persen Saat Weekend
Okupansi dan pendapatan hotel di Kota Malang banyak ditopang oleh beberapa kegiatan
IDXChannel - Adanya pelonggaran aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat okupansi hotel di Malang raya meningkat. Namun kenaikan okupansi hotel juga tak terlepas dari adanya kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basoeki menyatakan, okupansi dan pendapatan hotel di Kota Malang banyak ditopang oleh beberapa kegiatan. Kegiatan MICE oleh instansi pemerintahan dan swasta menjadikan penyumbang terbesar perhotelan di Kota Malang.
"Kegiatan - kegiatan dinas, kayak rapat-rapat kementerian, provinsi, dan ada universitas yang mengadakan rapat rapat kerja mereka, itu banyak sekali," ucap Agoes Basoeki, saat ditemui MNC Portal, pada Jumat pagi (19/11/2021).
Selain rapat, beberapa event seperti pernikahan, hingga pameran produk menjadi bagian dari okupansi hotel di Kota Malang. Dimana mayoritas hotel - hotel di Kota Malang telah memaksimalkan hal itu, demi meraup pendapatan.
"Di beberapa Hotel isinya orang rapat Ada wedding orang liburan ada di toko juga gitu di area kerjanya juga ada semuanya ada, hampir semuanya hotel ada," tutur dia.
Sementara itu untuk okupansi tamu yang menginap di hotel disebutkan Agoes, mulai berangsur-angsur normal dengan angka 60 - 80 persen, saat akhir pekan alias weekend. Dimana para tamu luar provinsi Jawa Timur sudah mulai berdatangan.
"Weekend 60 - 80 persen, waktu normal ya segitu, untuk okupansi bagus. Mereka dari Jakarta ada, Semarang ada, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta ada juga, Surabaya itu paling banyak, luar kota, luar provinsi. sudah ada," jelas Agoes.
Sementara itu Ketua PHRI Kota Batu Sujud Pribadi menyatakan, okupansi perhotelan di Kota Batu cukup tinggi saat akhir pekan. Dimana beberapa wisatawan mulai berdatangan selama November 2021 ini.
"Jadi kemarin ketika PPKM level tiga turun ke level 2 sudah bagus meningkat 50 persen, untuk malam minggu dan weekend. Banyak dari mana - mana, dari luar pulau banyak, dari Jawa Timur, dari mana - mana sudah banyak sekali. Ada dari Kalimantan juga, tetapi dominasi tetap Surabaya Raya," ungkapin Sujud.
Namun okupansi itu akan menurun drastis saat hari - hari kerja atau weekday. Hal ini membuat pihak hotel harus bekerja ekstra menawarkan beberapa program dan memasarkan hotelnya.
"Keramaian kita beda sama Bali, kalau Bali weekend sama weekdays sama. Jadi beda kunjungan wisatawan, tidak naik drastis kayak Kota Batu. Kekuatan kita di weekend tinggi melonjak, weekdays bingung mencari customer sudah biasa dari dulu. Cukup jauh disparitasnya," tandasnya.
(SANDY)