Prabowo Singgung Serakahnomic: Minyak Goreng Langka di Negara Penghasil Kelapa Sawit, Aneh Sekali
Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti praktik ekonomi manipulatif yang merugikan rakyat, yang dia sebut dengan istilah Serakahnomic.
IDXChannel - Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti praktik ekonomi manipulatif yang merugikan rakyat, yang dia sebut dengan istilah Serakahnomic.
Dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI, Jumat (15/8/2025), Prabowo menegaskan, perilaku tersebut telah menyebabkan distorsi serius dalam sistem ekonomi nasional.
“Negara dengan produksi kelapa sawit terbesar di dunia pernah mengalami kelangkaan minyak goreng. Ini aneh sekali, tidak masuk akal sehat. Ternyata itu permainan manipulasi yang saya beri nama Serakahnomic,” ujar Prabowo.
Prabowo juga menyoroti ironi lain, seperti harga pangan yang tetap tinggi meski pemerintah telah memberikan subsidi besar untuk pupuk, alat pertanian, pestisida, irigasi, dan beras. Menurutnya, hal ini terjadi karena sistem ekonomi yang diamanatkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, khususnya Pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4, telah diabaikan.
“Masih ada pengusaha yang memanfaatkan kekuatan modal untuk mendominasi dan memanipulasi kehidupan rakyat. Ini tidak bisa kita terima,” katanya.
Prabowo mengingatkan, efisiensi merupakan perintah konstitusi, dan tujuan perekonomian nasional harus mengedepankan kebersamaan, keadilan, kemandirian, serta kemakmuran rakyat.
Dia menilai tidak konsistennya menjalankan UUD telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang selama tujuh tahun terakhir rata-rata 5 persen tidak tercermin dalam kesejahteraan rakyat.
“Masih terlalu banyak anak-anak yang kelaparan, petani dan nelayan yang kesulitan menjual hasil panen, rakyat yang belum punya rumah layak, guru yang belum dihargai, serta keluarga yang tak sanggup berobat karena biaya atau fasilitas kesehatan yang tidak tersedia,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani dalam pidatonya juga menegaskan istilah Serakahnomic yang dilontarkan Presiden menggambarkan perilaku serakah yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa.
“Presiden Prabowo Subianto menyebutnya dengan istilah tajam: serakahnomic — sebuah perilaku serakah yang merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini adalah persoalan serius yang harus kita hadapi bersama,” kata Puan.
Puan menilai, untuk melawan Serakahnomic dibutuhkan pendekatan komprehensif, meliputi politik, ekonomi, hukum, budaya, serta komitmen kolektif seluruh elemen bangsa.
(Dhera Arizona)