Prabowo Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8 Persen, Bakal Tercapai?
Calon presiden (capres) nomor urut 02 sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7 persen hingga 8 persen.
IDXChannel - Calon presiden (capres) nomor urut 02 sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 7 persen hingga 8 persen dalam 3-4 tahun mendatang.
"Permintaan dan daya beli yang naik bisa mendorong ekonomi kita tumbuh dan saya optimis saya sampaikan 7-8 persen dalam 3-4 tahun," kata Prabowo di sela presentasinya dalam Mandiri Investment Forum 2024, Selasa (5/3/2024).
Guna mendorong pertumbuhan ekonomi RI, Prabowo mengatakan perlunya investasi. Prabowo mengatakan pemerintah perlu melakukan kolaborasi bukan hanya dengan negara lain tetapi juga pelaku usaha lokal.
"Saya sampaikan pendekatan kita di Indonesia adalah kolaborasi dan kerja sama ekonomi. Struktur ekonomi kita memang ekonomi kecil, koperasi, pedagang pasar, petani dan nelayan,"lanjutnya.
Prabowo menambahkan, guna mendorong pertumbuhan ini, daya beli masyarakat juga harus kuat karena konsumsi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia selain investasi.
"Karena itu kita harus hilangkan kemiskinan dan kita harus kerja keras karena banyak negara butuh 50-60 tahun. Kita akan melanjutkan yang sudah dikerjakan presiden Pak Jokowi kita teruskan," imbuh Prabowo.
Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan sangat memungkinkan ekonomi RI bisa melaju ke angka 8 persen.
“Bisa saja (ekonomi tumbuh 7-8 persen) jika pertumbuhan investasi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) bisa mencapai double digit,”kata David kepada IDX Channel, Selasa (5/3).
Sebagai informasi, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tercatat sebesar 5,02 persen pada triwulan IV-2023 dan 4,4 persen secara tahunan, meningkat dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 3,9 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Percepatan penyelesaian Proyek Strategis Nasional, aktivitas belanja modal Pemerintah, hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjaga kinerja positif investasi. Sektor swasta juga turut andil mendorong investasi di tahun 2023 ditunjukkan dengan realisasi PMA dan PMDN yang mampu tumbuh mencapai dua digit masing-masing 13,7 persen dan 22,1 persen.
Kondisi infrastruktur yang semakin meningkat, kinerja ekonomi makro yang sangat baik, serta stabilitas sosial politik yang terjaga menjadi faktor krusial untuk menjaga keyakinan pelaku usaha untuk berinvestasi.
David menambahkan, agar investasi ini bisa memberi dampak ril, maka harus menetes ke sektor orientasi ekspor dan banyak menyerap banyak tenaga kerja untuk mendorong daya beli masyarakat.
“Bagusnya ke sektor orientasi ekspor dan banyak menyerap banyak tenaga kerja supaya daya beli meningkat, misal sektor manufaktur,” lanjut David.
Seperti diketahui, Prabowo memperoleh keunggulan dalam perhitungan real count KPU per Selasa (5/3), pukul 15.37 WIB, dengan raihan suara mencapai 58,82 persen. Posisi Prabowo bahkan unggul jauh dari dua kompetitor politiknya, yaitu Anies Baswedan (24,49 persen) dan Ganjar Pranowo (16,68 persen).
Tantangan RI: Pelemahan Ekonomi China
Salah satu hambatan ekonomi Indonesia untuk bertumbuh pesat pada beberapa tahun terakhir adalah gejolak perekonomian global yang semakin tak pasti.
Salah satunya adalah kondisi ekonomi China yang tumbuh melambat di tengah krisis properti, dan pemulihan pasca Covid-19 yang tak sesuai harapan. Ini karena China merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, sehingga gejolak ekonomi di negeri panda akan berdampak bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Ekonomi China hanya tumbuh 5,2 persen di tahun 2023. Sementara ekonomi Indonesia di tahun yang sama tumbuh sebesar 5,05 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Tahun ini, China menetapkan target pertumbuhan sekitar 5 persen dan mengumumkan penerbitan obligasi khusus ultra-panjang untuk proyek-proyek besar.
Perdana Menteri Li Qiang, yang menyampaikan laporan tersebut, juga berjanji bahwa China akan menghapus pembatasan investasi asing di bidang manufaktur.
China menetapkan rasio defisit terhadap PDB sebesar 3 persen pada tahun ini, turun dari ketetapan sebelumnya sebesar 3,8 persen pada akhir tahun lalu.
Kondisi ini menjadi sinyal bagi Indonesia karena China merupakan salah satu partner perdagangan utama dan terbesar RI.
Nilai ekspor Indonesia Januari 2024 mencapai USD20,52 miliar atau turun 8,34 persen dibanding ekspor Desember 2023. Dibanding Januari 2023 nilai ekspor turun sebesar 8,06 persen.
China merupakan negara tujuan ekspor nonmigas RI terbesar pada Januari 2024 dengan nilai mencapai USD4,57 miliar.
Di tengah kondisi ekonomi China yang bahkan tidak mau menetapkan target terlalu tinggi untuk pertumbuhan ekonominya, target tinggi RI untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen 3 hingga 4 tahun ke depan masih perlu dikaji ulang.
“15 tahun terakhir memang ada korelasi positif antara ekonomi Indonesia dan China. Jadi kalau China melambat memang agak sulit untuk kita tumbuh lebih tinggi kalau tidak ada sumber pertumbuhan baru,” imbuh David. (ADF)