Produsen Mogok Produksi, Pedagang Tahu-Tempe Pasrah Rugi Besar
Akibat tingginya harga kedelai para produsen tahu dan tempe menggelar aksi mogok produksi. Akibatnya para pedagang harus rela menderita kerugian.
IDXChannel - Akibat tingginya harga kedelai para produsen tahu dan tempe menggelar aksi mogok produksi. Akibatnya para pedagang harus rela menderita kerugian akibat tidak bisa menjual tahu-tempe.
Salah satu pedagang di Pasar Gardu Jakarta Timur, Zumiatun (60) asal Jakarta mengaku dengan tidak diperbolehkannya untuk berjualan tahu maupun tempe mengaku mengalami kerugian dengan adanya keputusan tersebut.
Sebab menurut Zumiatun penjualan tempe maupun tahu di warungnya tergolong cukup laris manis. Bahkan dalam satu hari Zumiatun bisa mendatangnya 5 suplier tempe maupun tahu yang berbeda. Sehingga dengan adanya mogok produksi tersebut cukup berpengaruh dalam terhadap pendapatannya.
"Saya rugi kalau tidak ada tempe, rugi besar bener," ujar Zumiatun ditemui, Senin (21/2/2022).
Zumiatun menjelaskan, dirinya sudah berjualan produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu sudah sejak lama. "Saya sudah sejak tahun '90 an berjualan tempe, setiap hari yang nganterin 5 orang," sambung Zumiatun.
Menurut Zumiatu saat ini tempe maupun tahu merupakan makanan yang murah dan mudah di jumpai oleh masyarakat. Ketika produksi tempe dihentikan, maka menurutnya akan lebih banyak orang yang dirugikan.
Menurutnya memang banyak bahan makanan lain selain tempe, namun tentu memiliki harga yang berbeda. Itulah yang menurut Zumiatun tempe sebagai sumber makanan pokok.
"Tempe itu sudah merakyat, makanan pokok lah bagi saya, kalau tidak ada tempe, apa yang mau dimakan," lanjut Zumiatun.
Disebut sebagai bahan makanan pokok, kini kedelai sebagai bahan utama pembuatan tempe memiliki harga yang tinggi di pasar global. Sebagai importir kedelai yang besar, akhirnya Indonesia harus merasakan dampak tinggi kenaikan harga tersebut. Sebab kedelai lokal memiliki kualitas yang kurang baik untuk dijadikan produk olahan makanan. (RAMA)