Program Makan Bergizi Gratis Masuk RAPBN 2025, Bakal Libatkan UMKM
Jokowi menegaskan program Makan Bergizi Gratis bakal memberikan banyak manfaat. Tak hanya untuk meningkatkan gizi anak, tetapi turut membantu UMKM.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan program Makan Bergizi Gratis bakal memberikan banyak manfaat. Tak hanya untuk meningkatkan gizi anak, tetapi turut membantu UMKM.
Hal itu disampaikan dalam pidato di Sidang Paripurna DPR RI mengenai RAPBN Tahun 2025, Jumat (16/8/2024).
Menurut Jokowi, program besutan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto itu tak hanya bermanfaat untuk meningkatkan gizi anak, namun juga dapat memberdayakan para pelaku UMKM dan ekonomi masyarakat kecil di daerah.
“Makan bergizi gratis diarahkan untuk meningkatkan gizi anak sekaligus memberdayakan UMKM dan ekonomi masyarakat kecil di daerah,” ujar Jokowi.
Jokowi menyebut program ini akan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025, dan dilakukan secara bertahap.
“Program ini dilakukan secara bertahap diselaraskan dengan kesiapan teknis dan kelembagaan serta tata kelola yang akuntabel,” kata dia.
Sebelumnya, Asosiasi profesi para konsultan pengembangan bisnis UMKM (ABDSI) sempat berpendapat, UMKM memang perlu dilibatkan dalam program makan bergizi gratis yang digagas oleh presiden terpilih 2024–2029 Prabowo Subianto.
Ketua Umum ABDSI Cahyadi Joko Sukmono mengatakan pelibatan UMKM dalam program itu akan mendorong pertumbuhan bisnis UMKM, terutama yang bergerak di sektor makanan dan minuman.
“Berdasarkan data kami, 60 persen UMKM di kabupaten dan kota itu ada di sektor makanan dan minuman. Jadi potensinya sangat besar,” ujar Cahyadi, melansir dari Antara.
Menurutnya, setelah UMKM dilibatkan dalam program ini, langkah penting berikutnya adalah memastikan produk memenuhi standar kualitas dan mengembangkan jaringan produksi.
Salah satu aspek penting dalam pengembangan jaringan produksi adalah memanfaatkan bahan baku lokal dan memastikan ketersediaannya. Pendekatan ini diyakini tidak hanya akan menekan biaya produksi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan ekosistem bisnis yang lebih luas.
(Febrina Ratna)