ECONOMICS

Prospek Ekonomi RI Paruh Kedua Cerah, JP Morgan Beberkan Katalisnya

Desi Angriani 04/09/2025 18:10 WIB

JP Morgan menilai prospek ekonomi Indonesia di paruh kedua 2025 tetap menjanjikan ditopang oleh kombinasi stimulus fiskal, hingga kebijakan moneter.

Prospek Ekonomi RI Paruh Kedua Cerah, JP Morgan Beberkan Katalisnya (Foto: JP Morgan Indonesia)

IDXChannel - JP Morgan menilai prospek ekonomi Indonesia di paruh kedua 2025 tetap menjanjikan ditopang oleh kombinasi stimulus fiskal, perjanjian perdagangan internasional, hingga pelonggaran kebijakan moneter.

Optimisme ini diperkuat oleh arah kebijakan fiskal pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. 

“Prospek ekonomi Indonesia untuk sisa tahun 2025 tetap menjanjikan, didorong oleh stimulus fiskal, perjanjian perdagangan, dan pelonggaran kebijakan moneter yang membuka jalan bagi pertumbuhan berkelanjutan,” ujar CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie, dalam catatannya, Kamis (4/9/2025).

Menurut JP Morgan,  RAPBN 2026 mampu menjaga keseimbangan antara disiplin fiskal, pendanaan program strategis, investasi jangka panjang, sekaligus kebutuhan jangka pendek untuk menopang konsumsi rumah tangga.

Dalam proyeksinya, pemerintah memperkirakan pertumbuhan PDB 2026 mencapai 5,4 persen, lebih tinggi dibandingkan outlook 2025 sebesar 4,7–5 persen. 

Sementara itu, pendapatan fiskal diproyeksikan tumbuh 9,8 persen secara tahunan, jauh melampaui pertumbuhan tipis 0,5 persen dalam outlook 2025.

Sejalan dengan itu, defisit fiskal diperkirakan terus membaik, turun menjadi 2,48 persen dari PDB pada 2026, dibandingkan 2,78 persen pada 2025.

Dia menegaskan, arah kebijakan pemerintah yang konsisten terhadap pertumbuhan sekaligus disiplin fiskal semakin memperkuat optimisme investor. Hal ini akan menjaga kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi makro, terutama menjelang 2026.

Valuasi pasar yang menarik dan kebijakan strategis juga memberi prospek cerah pada sektor-sektor tertentu seperti barang konsumsi, properti, dan perbankan.

"Secara keseluruhan, hasil laporan kinerja kuartal kedua 2025 mengonfirmasi kelemahan yang telah diperkirakan, yang telah tercermin dalam harga pasar," tutur Ralie.

(DESI ANGRIANI)

SHARE