Proyek Pembangunan IKN Diklaim Banyak Diminati, Menteri Bahlil: Saya Juga Heran
sudah banyak pihak yang menyatakan tertarik berinvestasi di mega proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
IDXChannel - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengklaim sudah banyak pihak yang menyatakan tertarik berinvestasi di mega proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Klaim itu didasarkannya pada setiap kunjungan investor yang datang dan berkomunikasi dengan BKPM, sebagian besar diklaim Bahlil selalu tertarik berinvestasi di IKN lantaran dinilai sangat menjanjikan.
"Saya hampir setiap ada tamu yang terkait dengan investasi, rata-rata mereka selalau tertarik berinvestasi di IKN. Karena itu Saya juga heran, kenapa kok (masih ada) orang (yang) pesimistis banget terhadap (proyek) pembangunan IKN," ujar Bahlil, dalam keterangan resminya, Rabu (6/7/2022).
Salah satu ketertarikan tersebut, dicontohkan Bahlil, datang dari Uni Emirat Arab (UEA). Ketertarikan tersebut disampaikan langsung oleh Pemerintah UEA saat Bahlil mendampingi Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke negara berjuluk Mutiara Dari Jurang itu.
"Kemarin Presiden UAE (Uni Emirates Arab) juga telah menyampaikan komitmennya, sekitar US$20 miliar. Jadi tidak perlu ada keraguan (terkait kebutuhan anggaran pembangunan IKN). Sudah ada (yang berminat berinvestasi)," tutur Bahlil.
Jika dirupiahkan, menurut Bahlil, besaran nominal komitmen negara Arab untuk melakukan investasi di IKN Nusantara kurang lebih mencapai Rp300 triliun. Nilai itu sudah mencakup sekitar separuh dari kebutuhan dana pembangunan IKN yang kurang lebih diperkirakan mencapai Rp600 triliun.
Tak hanya UEA, Bahlil juga mengklaim masih banyak lagi negara-negara lain yang juga tertarik berinvestasi pada proyek pembangunan IKN. Hal ini disebut Bahlil lantaran proyek prioritas tersebut dinilai menarik dan menjanjikan di kalangan investor internasional.
"Ya karena (secara investasi) memang menjanjikan. Memang prospektif. Makanya banyak yang tertarik (berinvestasi). Tidak perlu diragukan lagi," tegas Bahlil. (TSA)