PTPN III Proyeksi Produksi Gula Capai 2,8 Juta Ton, Terbesar Sejak 96 Tahun
PTPN III memperkirakan produksi gula pada 2025 mencapai 2,8 juta ton. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak 1931 atau selama 96 tahun.
IDXChannel - Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) memperkirakan produksi gula pada 2025 mencapai 2,8 juta ton. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak 1931 atau selama 96 tahun.
Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani memproyeksikan, produksi gula sepanjang tahun ini melonjak signifikan dibandingkan realisasi tahun lalu, yakni 2,47 juta ton. Dia pun optimistis kebutuhan gula masyarakat pada tahun ini mencukupi.
“Tahun lalu 2,47 juta ton. Artinya apa? Terjadi kenaikan luar biasa, dan boleh dikatakan tahun ini produksi gula mencukupi kebutuhan konsumsi. Jadi kita tahun ini akan merayakan produksi gula terbesar 96 tahun," ujar Ghani saat konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (27/2/2025).
Ghani memastikan kelangkaan gula bukan lagi menjadi isu santer di Indonesia, lantaran industri gula dalam negeri kini bangkit. Kendati begitu, impor tetap dilakukan namun hanya sebatas cadangan saja.
“Ini isu yang perlu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa industri gula di Indonesia sudah bangkit dan untuk tahun ini insyaallah kita enggak memerlukan apa namanya, kalaulah impor, impornya sifatnya cadangan,” kata dia.
Adapun, pasokan gula kristal putih (GKP) nasional menyentuh 1 juta ton. Sedangkan kebutuhan per bulannya hanya di kisaran 230.000 ton. Artinya stok nasional empat kali dari kebutuhan konsumsi.
PTPN III sejauh ini mengamankan 250.000 ton gula kristal putih. Jumlah ini cukup untuk konsumsi selama satu bulan.
“Hari-hari ini stok gula nasional itu ada 1 juta lebih. Kebutuhan per bulan itu hanya ada 230.000 ton. Artinya stok nasional ada 4 kali kebutuhan, 4 bulan,” kata dia.
“Lalu kalau cerita PTPN, gula yang ada di gudang kami, baik gulanya PTPN, gulanya petani, maupun gulanya pedagang, itu ada 250.000 ton. Artinya gula yang ada di gudang kami cukup untuk konsumsi satu bulan,” lanjut Ghani.
(Febrina Ratna Iskana)