Purbaya Jaga Defisit APBN di Bawah 3 Persen, Target Nol Persen untuk Jangka Panjang
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terkendali di bawah 3 persen.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap terkendali di bawah 3 persen.
Sementara itu, target Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai defisit 0 persen dicapai dalam jangka panjang. Menurutnya, pengelolaan defisit harus dilakukan secara countercyclical, menyesuaikan kondisi perekonomian.
"Tetap masih di bawah 3 persen. Kita jaga di bawah 3 persen. Jadi masih amat prudent," kata Purbaya dalam konferensi pers usai rapat paripurna DPR tentang pengesahan RAPBN 2026, Selasa (23/9/2025).
Purbaya mengingatkan batas defisit 3 persen dan rasio utang 60 persen terhadap PDB yang selama ini dipakai Indonesia merupakan standar ketat dunia berdasarkan Maastricht Treaty.
"Kalau Anda bandingkan dengan Eropa gimana? Amerika 120 persen lebih, Jepang 250 persen. Kita amat prudent. Jadi kalau nanti ada rating agency yang mau tanyakan itu, suruh bandingkan negara-negara lain, yang maju, yang jadi acuan dia. Habis itu suruh bawa cermin," kata dia.
Terkait target Prabowo agar defisit menuju 0 persen, Purbaya menyebut pemerintah akan bergerak secara bertahap.
"Kita lihat keadaan. Kalau mungkin, ya mungkin. Saya sedang mencoba mengefisienkan, mengefektifkan pajak dan lain-lain dalam satu tahun ke depan. Jadi, rencana itu rencanalah. Kalau enggak bisa dijalankan satu tahun, enggak apa-apa. Kita geser pelan-pelan. Tapi kita jelas, arah kita menuju ke sana. Tapi kalau meleset dikit, saya pikir ya enggak apa-apa," katanya.
Berikut Rincian Postur Anggaran dan Asumsi Makro di APBN 2026
Pendapatan Negara disepakati sebesar Rp3.153,58 triliun, yang terdiri dari:
Penerimaan perpajakan: Rp2.693,71 triliun
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP): Rp459,2 triliun
Hibah: Rp0,66 triliun
Sementara itu, Belanja Negara ditetapkan sebesar Rp3.842,72 triliun dialokasikan untuk:
Belanja pemerintah pusat: Rp3.149,73 triliun (terdiri dari belanja K/L sebesar Rp1.510,55 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp1.639,19 triliun)
Transfer ke Daerah (TKD): Rp692,99 triliun
Keseimbangan primer: Rp89,71 triliun
Defisit: Rp698,15 triliun atau 2,68 persen
Pembiayaan: Rp689,15 triliun
Beberapa asumsi makro yang disepakati dalam APBN 2026 antara lain:
Pertumbuhan ekonomi: 5,4 persen
Laju inflasi: 2,5 persen
Nilai tukar rupiah: Rp16.500 per dolar AS
Harga minyak mentah Indonesia (ICP): USD70 per barel
Selain itu, indeks kesejahteraan juga menjadi perhatian, dengan target:
Tingkat pengangguran terbuka: 4,44-4,96 persen
Tingkat kemiskinan: 6,5-7,5 persen
Tingkat kemiskinan ekstrem: 0-0,5 persen
Indeks Gini Ratio: 0,377-0,380
(Febrina Ratna Iskana)