ECONOMICS

Purbaya Janji Pembayaran Subsidi dan Kompensasi BUMN Dipercepat Jadi Sebulan

Anggie Ariesta 30/09/2025 13:37 WIB

Langkah ini diambil menyusul keluhan BUMN mengenai keterlambatan pembayaran yang disebabkan oleh proses review dan audit yang panjang.

Purbaya Janji Pembayaran Subsidi dan Kompensasi BUMN Dipercepat Jadi Sebulan. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana merevolusi proses pembayaran subsidi dan kompensasi kepada BUMN penugasan, memangkas jangka waktu proses yang semula memakan waktu tiga bulan menjadi hanya satu bulan. 

Langkah ini diambil menyusul keluhan BUMN mengenai keterlambatan pembayaran yang disebabkan oleh proses review dan audit yang panjang.

Purbaya menilai proses pelunasan tagihan subsidi energi maupun non-energi yang selama ini memakan waktu tiga bulan terlalu lama.

"Kita akan review, proses 3 bulan tadi kelamaan juga menurut saya. Saya janji akan betulin proses di sini kita akan percepat sebulan selesai," kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9/2025).

Rencana percepatan ini tidak main-main. Purbaya bahkan mengancam akan mengganti pejabat yang bertanggung jawab, yakni Direktur Jenderal (Dirjen) yang bertugas melakukan pembayaran subsidi dan kompensasi, jika target percepatan tersebut gagal terealisasi.

"Kalau enggak (terealisasi) nanti dia saya pindahin (dirjen) ini. Saya lagi mikir gimana ini duit mengendap saya keluarin, saya harus cari tools yang lain daripada uangnya menumpuk di sana saya menunggu penyaluran-penyaluran yang cepat apa," kata Purbaya.

Perlu diketahui, proses pencairan anggaran subsidi dan kompensasi saat ini dilakukan oleh Direktur Jenderal Anggaran setelah melalui review dan audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Kementerian Keuangan mengalokasikan pembayaran subsidi energi dan kompensasi pada 2025 senilai total Rp479 triliun. Jumlah ini terdiri dari subsidi energi Rp183,9 triliun, subsidi non-energi Rp104,3 triliun, dan kompensasi Rp190,9 triliun.

Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan total realisasi 2024 yang mencapai Rp502 triliun.

(NIA DEVIYANA)

SHARE