ECONOMICS

Purbaya Sebut Cukai Rokok Terlalu Tinggi, Singgung PHK dan Rokok Ilegal

Anggie Ariesta 19/09/2025 15:12 WIB

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal kebijakan cukai rokok yang berlaku saat ini.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal kebijakan cukai rokok yang berlaku saat ini. (Foto: Dok. Setkab)

IDXChannel - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal kebijakan cukai rokok yang berlaku saat ini. Dia juga menyoroti dampak tingginya cukai yang berpengaruh pada PHK di industri rokok dan maraknya rokok ilegal.

Purbaya mempersoalkan kebijakan cukai rokok yang selama ini mementingkan pendapatan negara dan kesehatan. Namun, minim memperhatikan dampak sosialnya.

"Ada cara mengambil kebijakan yang agak aneh untuk saya, saya tanya kan cukai rokok bagaimana? Sekarang berapa rata-rata? 57 persen? Tinggi amat," kata Purbaya saat ditemui awak media di kantornya, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Menurut Purbaya, menaikkan tarif bukan satu-satunya solusi untuk mendongkrak pendapatan. Dia menilai, tarif yang terlalu tinggi bisa "membunuh" industri dan berdampak negatif pada tenaga kerja.

Purbaya menegaskan dirinya tidak setuju dengan kebijakan yang didesain untuk "membunuh" industri tanpa adanya program mitigasi bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan.

"Makanya banyak yang dikecilkan (PHK) kemarin kan di sana. Terus mitigasinya apa? Apakah kita sudah buat program untuk memitigasi tenaga kerja yang menjadi nganggur? Programnya apa dari pemerintah? Enggak ada. Lho kok enak? Kenapa buat kebijakan seperti itu?," katanya.

Selain itu, Purbaya juga menyebut tarif cukai rokok yang terlalu agresif sebagai kebijakan yang tidak bertanggung jawab. Ke depan, Purbaya berjanji untuk lebih memperhatikan industri rokok. Dia berencana untuk mengunjungi sejumlah pabrik rokok untuk berbicara dengan para pelaku industri.

"Kalau begitu nanti kita lihat, selama kita nggak bisa punya program yang bisa menyerap tenaga kerja yang menganggur, industri itu nggak boleh dibunuh," katanya.

Tak hanya itu, Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 2020-2025 itu juga menyoroti maraknya rokok tanpa cukai alias ilegal yang mematikan industri. Dia akan memerintahkan jajarannya memonitor dan memberantas penjualan rokok ilegal, termasuk yang dijual secara daring.

"Nggak fair (adil) kan kita narik ratusan triliun pajak dari rokok, sementara mereka (industri) nggak dilindungin market (pasar)-nya," katanya.

"Di sana kerja, di sini dibunuh. Itu kan sama aja mendingan gue hidupin yang sini, sana tuh penuh, kira-kira begitu kita akan lihat ke arah sana," pungkas Purbaya.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE