Purbaya Sentil Pertamina yang Tak Kunjung Bangun Kilang Baru
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti akar masalah membengkaknya subsidi energi yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
IDXChannel - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti akar masalah membengkaknya subsidi energi yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Menurutnya, masalah utama ada pada ketergantungan Indonesia pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Solar dan Diesel, yang angkanya mencapai puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) setiap tahun.
Purbaya mempertanyakan kelambanan pembangunan kilang baru di Indonesia selama puluhan tahun terakhir.
"Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun. Energinya kan, Pak, kalau itu namanya BBM kan. BBM tuh, Solar, Diesel, itu impor. Kita banyak impornya, sampai puluhan miliar dolar setahun," ujar Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
"Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut? Sudah puluhan tahun kan. Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah. Sejak krisis sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru," kata dia.
Purbaya pun lantas meminta anggota dewan untuk ikut mendesak PT Pertamina (Persero) agar segera merealisasikan proyek pembangunan kilang.
Purbaya bercerita, saat masih menjabat sebagai Deputi di Kemenko Marves pada Mei 2018 hingga September 2020, dia pernah mendesak Pertamina untuk membangun kilang.
"Mereka janji mereka akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu lima tahun. Sampai sekarang kan enggak ada satupun. Jadi Bapak tolong kontrol mereka juga," katanya.
Lebih lanjut dia juga menegaskan, Indonesia mengalami kerugian besar akibat impor produk minyak, terutama dari Singapura.
Saat ini, kata dia, perannya sebagai Menteri Keuangan bukan hanya menyetujui pembayaran subsidi, tetapi juga mengawasi kinerja BUMN, termasuk Pertamina, dalam menjalankan proyek yang diusulkan untuk efisiensi dan pengurangan impor.
"Jadi pada dasarnya kalau gitu sekarang saya bukan nyuruh bayar saja. Saya akan masuk, saya akan lihat mereka jalankan apa enggak proyek-proyek yang diusulkan. Kalau enggak kita potong uangnya juga Pak," ujar Purbaya.
Bahkan, dia mengaku tak akan segan-segan mengganti CEO BPI Danantara yang selama ini bertugas sebagai pengawas BUMN, jika tidak ada timbal balik dalam upaya perbaikan kinerja perusahaan pelat merah tersebut.
"Saya kan pengawas, saya ganti aja dirutnya (CEO Danantara). Artinya timbal balik," kata Purbaya.
(Dhera Arizona)