ECONOMICS

PVMBG Sebut Potensi Terjadinya Awan Panas Guguran di Gunung Semeru Masih Ada

Oktiani Endarwati 06/12/2021 19:30 WIB

Selain potensi awan panas guguran, ada juga potensi bahaya banjir lahar. Hal ini karena di daerah hulu atau bagian puncak gunung masih ada material hasil erupsi

PVMBG Sebut Potensi Terjadinya Awan Panas Guguran di Gunung Semeru Masih Ada

IDXChannel - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyampaikan bahwa ke depan masih terdapat potensi bahaya awan panas guguran dan banjir lahar dingin. Oleh karena itu, Badan Geologi Kementerian ESDM masih terus melakukan pengamatan terhadap aktivitas Gunung api Semeru selama 24 jam setiap harinya.

"Potensi terjadinya awan panas guguran masih ada tetapi kami sulit untuk menentukan waktu terjadinya. Maka dari itu kami melakukan monitoring, jadi ketika menjelang APG terjadi, kami memiliki alat-alat yang dapat mencatat getaran-getaran, dan setelah alat tersebut mencatat getaran segera kami sampaikan melalui grup WhatsApp untuk segera disebarluaskan kepada masyarakat," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/12/2021).

Dia melanjutkan, selain potensi awan panas guguran, ada juga potensi bahaya banjir lahar. Hal ini karena di daerah hulu atau bagian puncak gunung masih ada material hasil erupsi dengan volume yang cukup banyak.

Menurut dia, curah hujan yang tinggi akan berpengaruh terhadap banjir lahar. "Sehingga apabila dengan curah hujan yang saat ini masih cukup tinggi, sesuai laporan dari Kepala BMKG tadi, tentunya potensi lahar juga masih tinggi, utamanya adalah pada bukaan kawah yang mengarah ke bagian selatan dan tenggara, di antaranya melalui sungai Besuki-Kobokan," jelasnya.

Sementara Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati akan menindaklanjuti rekomendasi Badan Geologi, antara lain dengan memindahkan lokasi pengungsian ke daerah lain yang aman menurut peta kawasan rawan bencana.

"Selain itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang juga akan membuat papan peringatan kawasan bencana pada daerah rawan bencana, di mana pada area tersebut tidak boleh ditinggali untuk menetap dalam jangka waktu yang lama, juga diusulkan pula adanya pemasangan sirine tanda bahaya untuk dapat memberikan peringatan kepada masyarakat," ungkapnya. 

(NDA)

SHARE