ECONOMICS

Raksasa Minyak Untung Besar Akibat Perang, Joe Biden Geram 

Nia Deviyana 03/11/2022 13:25 WIB

Pada kuartal ketiga 2022, ExxonMobil melaporkan mendapat keuntungan tiga kali lipat menjadi USD19,7 miliar.

Raksasa Minyak Untung Besar Akibat Perang, Joe Biden Geram. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengancam akan menjatuhkan hukuman pajak bagi perusahaan minyak yang tidak menginvestasikan keuntungan mereka untuk menurunkan harga dan meningkatkan produksi. 

Pernyataan tersebut dilontarkan setelah dua perusahaan raksasa minyak ExxonMobil dan Chevron melaporkan pendapatan besar, menjadi cerminan bagaimana invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong industri tersebut.

"Keuntungan mereka adalah rejeki nomplok akibat perang," kata Biden dilansir The Daily Star, Kamis (3/11/2022).

Selain harga minyak, lonjakan harga juga terjadi pada gas alam, karena Eropa harus mengeluarkan biaya lebih untuk menutupi pemotongan ekspor gas oleh Rusia.

Biden menyatakan perusahaan memiliki tanggung jawab di luar kepentingan pribadi pemegang saham dan setiap perusahaan harus membantu konsumen dengan menurunkan harga, meningkatkan produksi, serta meningkatkan kapasitas penyulingan.

“Mereka akan membayar pajak yang lebih tinggi atas kelebihan keuntungan mereka dan menghadapi pembatasan lain," katanya.

Biden juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan bekerja sama dengan kongres untuk mengatasi masalah ini.

Saat ini harga minyak dan gas dunia mengalami penurunan, namun harga saat ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan harga sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Perusahaan TotalEnergies dan Shell sebelumnya juga melaporkan keuntungan yang besar sehingga menyebabkan perdebatan di Eropa mengenai pajak laba tak terduga.

Pada Sabtu, Biden mengatakan bahwa ada banyak perusahaan minyak yang mendapatkan keuntungan hingga miliaran dolar pada kuartal ini. Perusahaan memanfaatkan keuntungan tersebut untuk kepentingan pemegang saham dan bukan untuk investasi dalam produksi atau untuk menurunkan harga minyak demi kemudahan warga AS.

"Ini tidak dapat diterima," tulisnya di Twitter, menambahkan bahwa sudah waktunya bagi raksasa minyak untuk membantu menurunkan harga bagi konsumen.

Biden mengatakan masyarakat AS telah diperas oleh inflasi yang semakin parah dan mendorong masalah ini ke puncak pemilihan di AS.

Pada kuartal ketiga 2022, perusahaan minyak ExxonMobil melaporkan mendapat keuntungan tiga kali lipat menjadi USD19,7 miliar, dan menjadi rekor pendapatan perusahaan. Sementara pendapatan Chevron naik 84% menjadi USD11,2 miliar.

Menanggapi kritik Biden yang menginginkan perusahaan minyak menurunkan harga demi kesejahteraan warga AS, Chief Executive ExxonMobil, Daren Woods, mengatakan pendapatan perusahaannya merupakan bentuk dividen triwulanan.

Komentar Woods dibalas Biden dengan tweet "memberikan keuntungan kepada pemegang saham tidak sama dengan menurunkan harga untuk keluarga Amerika". (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

SHARE