Rawan KLB, Cakupan Vaksinasi Polio di Dua Provinsi Ini Masih Rendah
Kemenkes memberi perhatian khusus bagi wilayah dengan cakupan vaksinasi masih rendah dan rawan terjadinya KLB.
IDXChannel - Kementerian Kesehatan melaporkan dua provinsi di Indonesia yang cakupan vaksinasi polio-nya sangat rendah atau sangat berisiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) karena ada di bawah 60%.
Provinsi mana saja?
Menurut data Buletin Final Imunisasi Rutin 2020 per 6 Juni 2021, dua provinsi tersebut adalah Aceh dan Sumatera Barat. Karena hal tersebut, Kemenkes memberi perhatian khusus bagi wilayah dengan cakupan vaksinasi masih rendah dan rawan terjadinya KLB.
"Semua sasaran bayi harus mendapatkan dosis lengkap vaksinasi polio, yaitu 4 dosis vaksin tetes dan 1 dosis suntikan sesuai dengan usia anaknya," kata Plt Direktur Imunisasi Prima Yosephine, dikutip dari keterangan resmi Kemenkes, Rabu (30/11/2022).
Upaya lain mengejar ketertinggalan adalah dengan imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya. Ini penting mengingat imunisasi dengan vaksin adalah satu-satunya cara mencegah polio tipe 2.
Selain mengungkapkan dua provinsi dengan cakupan vaksinasi sangat rendah, Kemenkes juga membuka data soal provinsi dengan cakupan vaksinasi berisiko tinggi (berkisar 60-79%) yaitu 13 provinsi, cakupan sedang (80-94%) 13 provinsi, dan cakupan cukup baik (di atas 95%) hanya 6 provinsi.
Lebih lanjut, terkait data kabupaten/kota, dilaporkan bahwa dari 514 kabupaten/kota, ada 60 wilayah sangat berisiko, 132 wilayah risiko tinggi, 166 wilayah risiko sedang, dan 154 risiko rendah.
"Pada data imunisasi suntikan, hanya wilayah Yogyakarta yang berstatus hijau (risiko rendah), sisanya sebagian besar berisiko tinggi dan sangat tinggi," ungkap Prima.
Bagaimana dengan data tahun ini?
Menurut Prima, tahun ini Kemenkes melihat adanya peningkatan cakupan vaksinasi polio di provinsi maupun kabupaten/kota. Diharapkan, data terus naik sehingga risiko terjadinya KLB polio semakin rendah.
"Per Oktober 2022, kami menilai cakupan vaksinasi sudah lebih baik. Kami lihat sudah lebih banyak daerah dengan status risiko sedang dan risiko rendah," tambah dia. (NIA)