ECONOMICS

Realisasi Dana PEN Tidak 100 Persen, Ekonom: Pemerintah Tahan Defisit Anggaran

Anggie Ariesta 05/01/2022 11:47 WIB

Jika penyerapan dana PEN 100%, maka defisit anggarannya sulit turun.

Jika penyerapan dana PEN 100%, maka defisit anggarannya sulit turun. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) sekaligus ekonom, Bhima Yudhistira menuturkan bahwa belakangan ada indikasi bahwa dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tidak bisa terserap 100%. Indikasi tersebut berasal dari pengurangan defisit anggaran oleh pemerintah.

"Salah satunya karena pemerintah sedang berjuang mengurangi defisit anggaran. Jadi kenapa dana PEN hanya 88,4% terserap? karena kalau terserapnya 100% maka defisit anggarannya sulit turun, bahkan turun dibawah 3%," kata Bhima dalam Market Review IDX, Rabu (5/1/2022).

Menurut Bhima, salah satu strategi juga menahan dana PEN sehingga serapan anggaran belum optimal. Disisi lain penerimaan pajaknya tembus 100%, jadi tujuannya untuk mengendalikan defisit anggaran.

Pemerintah saat ini, kata Bhima, berada di posisi yang dilematis. Jika anggaran dihabiskan 100% tadi masalahnya adalah defisit dan beban pembiayaan utangnya akan semakin meningkat.

"Tapi disisi yang lain memang betul, PEN masih dibutuhkan dan harapannya di 2022 anggaran PEN sama besarnya Rp744,77 triliun dibandingkan tahun 2021," katanya.

Artinya, sedikit dana PEN atau realisasi rendah efeknya adalah pemulihan konsumsi masyarakat khususnya miskin dan UMKM yang butuh bantuan ini pemulihannya jadi lebih lambat.

CELIOS sendiri melihat terkait dengan UMKM yang program usaha produktif itu sebagian yang mendapatkan adalah yang database nya sudah tercatat ke pemerintah pusat maupun daerah.

"Sementara kita tahu ada 65 juta UMKM di Indonesia yang sebagian adalah sektor mikro yang bahkan tidak memiliki nomor induk usaha atau memiliki legalitas, nah sehingga mereka ter-exclude dari bantuan yang seharusnya sektor mikro yang paling rentan," jelas dia. (TIA)

SHARE