ECONOMICS

Resmikan Enam Subholding, Pertamina Kejar Target Nilai Pasar USD100 Juta

Oktiani Endarwati 10/09/2021 20:02 WIB

PT Pertamina (Persero) akhirnya menuntaskan pendirian enam subholding melalui langkah restrukturisasi sejak awal september lalu.

Resmikan Enam Subholding, Pertamina Kejar Target Nilai Pasar USD100 Juta. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Pertamina (Persero) akhirnya menuntaskan pendirian enam subholding melalui langkah restrukturisasi sejak awal september lalu. Lewat langkah ini, perseoran kini berupaya untuk menuntaskan target dari para pemegang saham untuk mencapai nilai pasar USD100 juta dan Global Energy Champion pada tahun 2024.

Pertamina telah menyelesaikan penandatanganan sejumlah dokumen legal (legal end-state) restrukturisasi pada awal september lalu. Perseoran juga telah meresmikan berdirinya enam Subholding yang dikukuhkan dengan tema “Moving Forward Becoming Global Energy Champion” yang berlangsung pada 10 September 2021 di Jakarta.

Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan, selama 8 bulan ini, Kementerian BUMN terus melakukan transformasi BUMN termasuk 88 proyek strategis BUMN hingga tahun 2023 yang telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

“Dari 88 proyek yang kita targetkan itu, Alhamdulillah di tahun ini 90% terjadi. Ini tentu banyak dari transformasi ini ada di Pertamina," ujar Erick.

Erick menambahkan, Presiden berharap Pertamina terus meningkatkan pelayanan publik. Namun yang terpenting adalah membangun ekosistem agar Pertamina bisa bersaing dan mendorong value added.

Dia juga mengingatkan agar lompatan-lompatan yang sudah berjalan saat ini tetap terjaga dan sesuai dengan 5 Key Performance Indicator di Kementerian BUMN, yakni menyeimbangkan antara korporasi dan pelayanan publik, kembali kepada core business dan menjadi excellent, inovasi digital dan R&D untuk menjadikan Pertamina Technology Company, dan transformasi Human Capital. 

“Buktikan kepada dunia, Indonesia juga bisa punya perusahaan yang valuasi-nya mencapai USD100 billion. Kita bisa, dan saya yakin legacy ini untuk kita semua. Saya memastikan transformasi akan tetap berjalan, karena ini bagian terpenting buat kita sebagai bangsa besar. Tidak mungkin kita akan terus menjadi bangsa besar kalau tidak ada ketahanan energi,” imbuh Erick.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan, holding migas yang dibentuk sejak tahun 2018 terus berjalan. Walaupun tahun lalu dunia diterpa pandemi Covid-19, namun sesuai arahan pemegang saham agenda transformasi tidak boleh berhenti, bahkan harus dipercepat. 

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri selaku pemegang saham yang membawa agenda ini ke rapat-rapat sesama kementerian maupun ke Ratas, sehingga berbagai regulasi akhirnya berhasil kita dapatkan pada akhir Agustus kemarin,” ungkap Nicke.

Menurut Nicke, transformasi yang dijalankan Pertamina sejalan dengan global transition yang terjadi, dimana pemerintah memberikan komitmennya untuk melakukan transisi energi sesuai dengan Paris Agreement. Untuk itu, Pertamina harus mendukung langkah ini mengingat Pertamina adalah satu-satunya perusahaan milik negara yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang menjadi andalan dan memberikan kontribusi besar dalam suplai energi bagi negara.

Senada dengan itu, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan optimismenya dalam restrukturisasi Pertamina, termasuk transformasi SDM baik di Holding maupun Subholding. Selain dukungan performa Manajemen dan SDM yang berkualitas, Pertamina juga terus mengembangkan bisnis proses yang terdigitalisasi, antara lain melalui Pertamina Integrated Command Center, digital signature, digitalisasi SPBU, dan aplikasi MyPertamina.

“Kita bersyukur, saya ditugaskan di sini dengan rekan dekom, kita telah berhasil meyakinkan kerja sama dengan baik dengan direksi. Sekarang sudah ada procurement secara digitalisasi kita kontrol dengan baik, kita juga sudah ada tanda tangan disposisi digital jadi kita bisa bebas bekerja di mana-mana dan Pertamina sangat baik. Pengelolaan SDM juga semakin membaik. Kami mendukung terus transformasi organisasi dan pengelolaan SDM, termasuk dengan memastikan adanya sistem penilaian dan pemberian remunerasi Pekerja yang adil dengan berbasis kinerja (performance based). Saya bilang Pertamina paling top,” tandasnya. (TYO)

SHARE