Resmikan Rice Mill Plant, Menkop UKM Dorong Konsolidasi Pengelolaan Hasil Pertanian
Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki meresmikan pabrik Rice Mill Plant (RMP) milik Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).
IDXChannel - Menteri Koperasi dan UKM (MenKop UKM) Teten Masduki meresmikan pabrik Rice Mill Plant (RMP) milik Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) di Indramayu, Jawa Barat.
Teten mengatakan RMP ini nantinya menjadi ekosistem produksi pangan di mana petani dapat melakukan konsolidasi dengan inovasi teknologi benih menjadi kekuatan, dan teknologi menjadi tonggak menuju kesejahteraan petani.
“RMP adalah bagian penting dalam ekosistem produksi pangan. AB2TI memperjuangkan kesejahteraan petani. Kita membangun dari hulu ke hilir, petani berdaulat pada benih, produksi, hingga pasar. Inilah ekosistem yang kita ciptakan," tutur Teten dikutip dari keterangannya, Rabu (12/6/2024).
Teten menegaskan RMP menjadi ekosistem yang menghubungkan petani dengan konsumen di pasar. Dia meresmikan RMP tersebut pada Selasa kemarin yang juga merupakan milik PT AB2TI di Indramayu, Jabar. Teten melanjutkan, konsep integrated farm menjadi kunci dari pembentukan ekosistem petani yang berdaulat. RMP terhubung dengan seluruh rantai pasokan, menghilangkan kebutuhan mencari gabah hingga ke luar provinsi.
“RMP milik AB2TI ini memiliki kapasitas produksi 20-40 ton per hari. Maka yang harus dipikirkan selanjutnya, apakah kapasitas tersebut bisa dipenuhi oleh produk gabah petani tersebut. Untuk memenuhi stok gabah diperlukan juga capital (modal) yang kuat,” ujarnya.
Maka selanjutnya, lanjut Menteri Teten, KemenKop UKM bersama Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) telah melakukan beberapa proyek piloting terkait korporatisasi petani. Korporatisasi Petani tersebut diujicobakan kepada petani-petani di Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung.
"1.200 petani memproduksi 8 ton sayur dan buah per hari guna memenuhi kebutuhan ritel modern. Untuk itu, LPDB-KUMKM menyuntikkan pembiayaan sebesar Rp900 juta per ton kepada koperasi, memastikan pembelian dari petani dapat dilakukan secara tunai 100 persen," jelas Teten.
AB2TI berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menghubungkan ke offtaker seperti Bulog. Pembiayaan melalui LPDB KUMKM atau perbankan memastikan koperasi memiliki kemampuan membeli hasil petani melalui pre-financing.
“Bantuan pembiayaan diberikan supaya koperasi punya kemampuan membeli 100 persen petani lewat pre-financing,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Ketua AB2TI Dwi Andreas Santosa mengatakan, dalam mendukung kreativitas petani kecil dalam konservasi benih, pemuliaan, pengembangan, seleksi, tata niaga benih, dan pengembangan teknologi pertanian diharapkan bisa menjadi sumbangan penting bagi masa depan pembangunan pertanian dan kesejahteraan petani.
“Saat ini, anggota AB2TI tersebar di 125 kabupaten/kota di 25 provinsi, yang ke depannya diharapkan terus tumbuh menjadi organisasi besar,” ujarnya.
Dwi mengaku bangga, di sepanjang tahun 2023 Nilai Tukar Petani (NTP) telah mencapai angka 100, dengan rata-rata tahun lalu mencapai 110 atau membaik selama setahun ini.
“Kami bergerak bersama ribuan petani menghasilkan benih unggul termasuk padi. Mimpi kami mewujudkan petani berdaulat, mandiri, dan sejahtera,” tukas Dwi.
(SLF)