Rest Area di Tol Pejagan-Pemalang Ini Sarat Sejarah, Bangunannya Megah Warisan Belanda
Salah satu bekas pabrik gula yang berdiri sejak zaman belanda di Brebes, Jateng, kini disulap menjadi rest area di ruas jalan tol Pejagan-Pemalang KM 260 B.
IDXChannel - Salah satu bekas pabrik gula yang berdiri sejak zaman belanda di Brebes, Jawa Tengah, kini disulap menjadi rest area di ruas jalan tol Pejagan-Pemalang KM 260 B.
Saat ini, rest area bekas pabrik gula tersebut dikelola oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) melalui anak usahanya PT PP Sinergi Banjaratma.
Direktur PT PP Sinergi Banjaratma Dina Yunanda menjelaskan, total biaya yang digelontorkan untuk melakukan revitalisasi bekas pabrik gula zaman kolonial Belanda menjadi rest area itu mencapai Rp149 miliar. Revitalisasi tersebut rampung dan mulai beroperasi sebagai rest area sejak 17 Maret 2019.
Revitalisasi rest area dilakukan dengan mempertahankan bangunan bekas produksi gula pada zaman itu. Sehingga, masih terlihat bangunan tungku-tungku besar untuk memproduksi gula, serta mesin penggiling tebu besar yang juga masih dipajang di rest area tersebut.
Kondisi bangunan rest area tersebut masih kental akan nuansa pabrik gula di masa lalu. Bahkan, masih terdapat lokomotif uap yang dipajang di sisi luar bangunan yang menggambarkan alat mobilisasi gula pada zaman itu.
Pabrik Gula Banjaratma didirikan oleh N.V. Cultuurmaatschappij (perusahaan perkebunan yang berpusat di Amsterdam) pada 1908. Hal ini didasarkan pada Inventaris van de archieven van de Cultuur-, Handel-en Industriebank Koloniale Bank; Cultuurbank NV, (1847) 1881-1969.
Operasional terakhir PG Banjaratma pada 1997, karena kerugian yang terjadi secara terus menerus, biaya operasional tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Beberapa bagian mesin yang masih dapat digunakan dipindahkan ke pabrik gula lainnya seperti PG Jatibarang untuk menggantikan kerusakan mesin di pabrik gula dimaksud.
"Apa yang kami bangun, atap gedung saja. Kalau (rangka) baja masih tahun 1908, masih murni dari sana. Kalau terlihat bangunan dari batu bata, itu masih lama," ujarnya saat ditemui di Rest Area KM 260 B, Brebes, Kamis (20/2/2025).
Selain atap, Dina mengatakan, revitalisasi juga dilakukan untuk pembangunan lantai, pengembangan kawasan seluas 10,6 hektare, termasuk membangun embung, lokasi parkir, Penerangan Jalan Umum (PJU), membangun masjid, fasilitas bermain anak, hingga membangun SPBU.
Rest Area KM 260 B saat ini telah diisi 186 tenant UMKM dan 27 tenant non UMKM. Dina menyebut salah satu yang unik dibandingkan rest area lain, yaitu terdapat tenant kesenaian yang menjajakan berbagai hasil karya seni lukis dan seni ukir.
Persiapan Menyambut Arus Mudik Lebaran 2025
Dina memastikan Rest Area KM 260 B siap untuk menyambut arus mudik Lebaran 2025. Bukan hanya menyediakan fasilitas, juga terdapat co-working space yang bisa digunakan oleh para pemudik.
Apalagi, pemerintah juga akan menerapkan Work From Anywhere (WFA) bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai 24 Maret 2025 alias H-7 Lebaran. Kebijakan ini diambil dengan harapan mampu memecah konsentrasi waktu perjalanan pemudik.
Dina menyebut, perseroan telah menyediakan satu hotel di kawasan rest area jika diperlukan tempat untuk melangsungkan meeting. Kemudian tenant-tenant juga sudah dilengkapi oleh meja dan kursi serta pengisian daya.
"Working space bisa, apapun itu juga bisa dipakai, hotel juga kami ada, kita punya ruang rapat dua, ruang meeting di hotel, ada 24 kamar," katanya.
Terkait kelistrikan, Rest Area KM 260 B didukung oleh gardu induk PLN, genset 1.200 Kva hingga grand water tank. Fasilitas ini dinilai cukup menampung tamu dengan total kapasitas parkir kendaraan sebanyak 2.700 unit.
Keuangan Pasca Revitalisasi Pabrik Gula
Pasca revitalisasi yang mengeluarkan dana Rp149 miliar, Dina mengaku kondisi keuangan perseroan sempat merugi sekitar Rp6 miliar per tahun. Hal ini merupakan dampak dari adanya relaksasi sewa tenant saat Covid-19.
"Kami harus mengeluarkan biaya operasional dan pemeliharaan untuk lahan seluas 10,6 hektare. Saya masuk tahun 2021 dengan kondisi merugi, karena sejak tahun 2019 kami gratiskan satu tahun tenant UMKM. Tapi saat Covid pedagang minta keringanan lagi 50 persen," kata Dina.
Namun, kata dia, perusahaan sudah berhasil membalikkan rugi menjadi laba pada 2024. Pendapatan usaha dari rest area bekas pabrik gula itu tumbuh 15 persen dibandingkan 2023 (yoy).
"Setiap tahun, dari dua tahun awal (2019-2021) ruginya lumayan, sekitar Rp6 miliar per tahun. Tapi alhamdulillah tahun ke-4 kami ini (2024), kita sudah untung," ujarnya.
(Dhera Arizona)