RI Dorong Pengembangan Biofuel sebagai Alternatif Energi Terbarukan
Indonesia mendorong Biofuel sebagai alternatif yang penting bagi Indonesia dan ASEAN dalam mencapai tujuan energi terbarukan.
IDXChannel - Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) bekerja sama dengan School of Business and Management – Institut Teknologi Bandung (SBM – ITB) mendorong Biofuel sebagai alternatif yang penting bagi Indonesia dan ASEAN dalam mencapai tujuan energi terbarukan.
Hal tersebut sesuai dengan studi kebijakan IPOSS bersama dengan SBM ITB yang bertajuk Navigating The Future: Opportunities, Challenges and Strategies of Biofuel Development in South East Asia yang akan diluncurkan pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Vice Chairman IPOSS Sofyan Djalil mengatakan, biofuel menawarkan pengganti bahan bakar fosil konvensional yang lebih bersih dan lebih hijau, yang mengarah pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang signifikan.
"Dengan mengembangkan biofuel, kita secara aktif berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara, membuka jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," kata Sofyan dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (22/7/2023).
Selain itu Sofyan menyebut biofuel dapat dihasilkan dari limbah organik, termasuk residu pertanian, limbah makanan, dan sumber organik lain yang tersedia.
"Karena Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya memiliki cadangan limbah organik yang besar, peluang untuk pengembangan biofuel sangat besar," tuturnya.
IPOSS dan SBM IPB memandang, pengalaman luas di Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara ASEAN lainnya telah membuktikan kemampuan biofuel sebagai solusi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar fosil, yang pada gilirannya memperkuat ketahanan energi dan mendukung pembangunan ekonomi.
Lebih rinci, Sofyan mengatakan peluncuran hasil studi kebijakan IPOSS dan SBM ITB akan dilangsungkan bersamaan dengan seminar internasional yang berjudul 'Integrating Biofuels as the Main Pillar of ASEAN Renewable Energy Development for a Resilient and Sustainable Just Energy Transition'.
Acara ini, kata dia, merupakan side event Keketuaan ASEAN Bidang Energi di bawah koordinasi Senior Official Energy (BUMN) Leader Keketuaan ASEAN 2023 Penyelenggaraan event ini sejalan dengan visi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 yang berkomitmen untuk mendorong tercapainya agenda-agenda krusial di berbagai sektor, termasuk energi.
Adapun nantinya, kata Sofyan, acara seminar internasional tersebut secara spesifik ingin memberikan masukan dalam pengembangan Peta Jalan Energi Terbarukan ASEAN Jangka Panjang (ASEAN Long-Term Renewable Energy Roadmap), sebagai langkah strategis dalam memajukan transisi energi di Indonesia dan ASEAN.
Sementara itu, Yudo Anggoro dari SBM-ITB mengungkapkan alasan utama mengapa ASEAN berpeluang mengembangkan Biofuel sebagai alternatif yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi di ASEAN.
Produksi biofuel, yang bergantung pada bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, dan berbagai biji minyak, menurutnya memiliki potensi yang sangat besar untuk merangsang pembangunan pertanian dan memberdayakan ekonomi pedesaan.
"Di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya, dimana pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian, pengembangan biofuel menciptakan peluang baru bagi petani dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat pedesaan serta mempercepat pengentasan kemiskinan," jelasnya.
Dari sudut pandang ekonomi, pengembangan sektor biofuel dan rantai pasok terkait memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menciptakan banyak kesempatan kerja.
"Investasi dalam infrastruktur produksi biofuel, penelitian dan pengembangan, dan manufaktur membuka jalan bagi industri yang berkembang. Saat sektor ini berkembang, hal itu menciptakan peluang kerja di seluruh rantai nilai, mulai dari pertanian dan pemrosesan hingga distribusi dan ritel," paparnya.
Di sisi lain, Ketua IPOSS Dono Boestami menyampaikan, pengembangan biofuel diharapkan dapat juga mendorong kerjasama ekonomi ASEAN.
Sebab dengan mempromosikan biofuel sebagai alternatif energi terbarukan ASEAN, juga mendorong kerja sama dan kolaborasi regional. Pertukaran pengetahuan, praktik terbaik, dan teknologi dalam produksi biofuel memfasilitasi upaya bersama untuk mencapai target energi terbarukan.
"Melalui prakarsa dan kemitraan regional, negara-negara ASEAN dapat secara efektif memanfaatkan potensi biofuel dan mengembangkan pengembangan energi berkelanjutan, sehingga mendorong kawasan ini menuju masa depan yang lebih hijau dan sejahtera," tutupnya.
(SLF)