ECONOMICS

RI-Korsel Sepakat Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Bali Senilai USD8,8 Juta

Ikhsan Permana SP/MPI 14/12/2023 12:09 WIB

Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menyepakati kerja sama bilateral untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik bagi layanan transportasi publik

RI-Korsel Sepakat Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Bali Senilai USD8,8 Juta. Foto: Dok Kementerian PPN

IDXChannel - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) menyepakati kerja sama bilateral untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik bagi layanan transportasi publik di Bali

Kesepakatan itu dituangkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati bersama Country Representative Global Green Growth Institute (GGGI) di Indonesia sekaligus Deputy Regional Director for Northeast Asia Jaeseung Lee.

“Sektor transportasi diproyeksikan berkontribusi hingga 9,93 persen untuk penurunan emisi gas rumah kaca (GRK),” kata Vivi dalam keterangan tertulis dikutip Kamis (14/12/2023).

Untuk itu, dia menjelaskan, Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan mitra internasional mendorong kolaborasi antar K/L/P/D untuk transisi energi melalui penyediaan ekosistem dan infrastruktur transportasi e-bus tanpa emisi.

Vivi mengatakan, kemitraan antar pemerintah ini menjadi bagian upaya Indonesia mendorong transisi energi menuju visi Indonesia Emas 2045. 

Melalui mitra pelaksana GGGI, proyek Uji Coba Sistem Kendaraan Listrik dan Pengembangan Peta Jalan Investasi Transportasi Hijau di Bali senilai KRW 11 miliar (setara USD8,8 juta) dijalankan hingga Desember 2027, 

Ini mencakup feasibility study, pelaksanaan, finansial, dan penyediaan bus elektrik dan ekosistem pendukung seperti stasiun pengisian daya untuk area Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) dan Klungkung. 

“Saat ini, dunia fokus pada adopsi teknologi tanpa emisi, termasuk di sektor transportasi. GGGI berupaya mendukung pemerintah untuk adopsi e-bus, mulai dari Provinsi Bali dan nantinya direplikasi ke kawasan lain di Indonesia,” tutur Jaeseung Lee.

Berfokus pada transisi energi, Indonesia bertekad memenuhi komitmen di tingkat global untuk menurunkan emisi GRK 32 persen hingga 43 persen pada 2030 dan target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. 

Kebijakan ditujukan pada transisi energi bersih serta energi yang adil, inklusif dan berkelanjutan. 

Dalam skenario NZE, Kementerian PPN/Bappenas mengarahkan kendaraan listrik bagi kendaraan pribadi roda empat dan dua, serta energi hidrogen untuk kendaraan berat seperti bus, dan truk.

“Kerja sama ini menjadi salah satu bagian kemitraan strategis yang telah terjalin selama 50 tahun antara Pemerintah Republik Korea dan Indonesia,” kata Direktur Biro Perubahan Iklim dan Kerja Sama Internasional Kementerian Lingkungan Hidup Republik Korea Suy Hyun Lee. 

"Di sektor lingkungan, kami percaya program ini dapat mendukung capaian target pengurangan emisi global hingga 45 persen pada 2030 dan capaian nol emisi global pada 2050," imbuhnya.

(RNA)

SHARE