ECONOMICS

RI Masih Impor Paracetamol, Luhut: Pandemi Harus Jadi Ajang Reformasi

Azhfar Muhammad 07/07/2021 08:20 WIB

Indonesia belum memiliki industri obat seperti paracetamol.

Luhut mengatakan Indonesia belum memiliki industri obat seperti paracetamol. (Foto: Youtube/Deddy Corbuzier)

IDXChannel — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi  (Menko Marves)sekaligus koordinator PPKM Jawa - Bali Luhut Binsar Panjaitan blak-blakan di podcast Deddy Corbuzier. Dalam kesempatan tersebut, Luhut mengaku pemerintah mengaku sangat gregetan ketika negeri Indonesia yang kaya raya ini belum memiliki industri obat seerti paracetamol

“Waktu India lockdown tahun lalu kita gregetan dan galagapan, kenapa karena biasanya kita punya paracetamol di Indonesia yang kaya raya ini ternyata tidak ada Paracetamol industri,” kata Luhut dalam podcast Deddy Corbuzier, Rabu (7/6/2021).

“Sekarang kita baru punya gara-gara  itu, kita harus import 95 persen bahan baku kita impor dari China dan beberapa negara dari luar dan terus kita kembangkan,” tambahnya.

Disamping itu, Luhut blak-blakan menyampaikan bahwa saat kondisi pandemi genting saat ini masih ada beberapa oknum-oknum mafia yang diuntungkan dengan mencari keuntungan.

“Bukan lagi ada, sangat banyak. Maka dari pada itu pandemi ini harus dijadikan momen untuk meakukan reformasi,” ujarnya.

Dalam kesempatannya Luhut meminta maaf kepada mereka yang telah gugur ataupun meninggal akibat terpapar virus Covid-19 ini.

“Reformasi ini harus dilakukan seperti pendorongan pengadaan obat dari berbagai negara, saya pergi ke china dan sekarang lagi proses dan harus give and take,” paparnya.

Sebagai catatan 2/3 produksi obat Luhut mengaku telah di produksi di Tiongkok dan justru Indonesia harus belajar dari negara tersebut. 

“Ya kan karena China banyak produksinya tidak semena-mena kita langsung dikasih ada effort dan give and take nya, ada proses pokonya mereka untung kita juga sama-sama untung bukan memberikan kesempatan ke China. Emang kita bego apa?,” tandasnya. (TIA)

SHARE