ECONOMICS

RI Punya Cadangan Nikel dan Bauksit Terbesar di Dunia, Segini Jumlahnya

Nia Deviyana 03/11/2024 10:46 WIB

Pemerintah Indonesia memaksimalkan pendapatan negara dari sektor pertambangan. Seperti diketahui, RI tercatat memiliki dua sumber daya alam terbesar di dunia,

RI Punya Cadangan Nikel dan Bauksit Terbesar di Dunia, Segini Jumlahnya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Pemerintah Indonesia memaksimalkan pendapatan negara dari sektor pertambangan. Seperti diketahui, RI tercatat memiliki dua sumber daya alam terbesar di dunia, yaitu nikel dan bauksit

The United States Geological Survey (USGS) dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat nikel Indonesia merupakan yang terbesar ke dua di dunia, sementara bauksit menjadi yang terbesar keempat di dunia.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan, besarnya kandungan dua komoditi tersebut menjadikan Indonesia sebagai pemain penting di dunia.

"Sebagai yang memiliki cadangan sumber daya alam yang besar, sudah seharusnya Indonesia menjadi pemain penting. Artinya, Indonesia punya peran penting dalam penyediaan bahan baku, bahan pasokan, dan juga permintaan nikel dan bauksit dunia," kata Wafid pada webinar Prospeksi Dan Bisnis Industri Mineral Masa Depan yang dilaksanakan oleh Insitutut Teknologi Surabaya secara daring, Sabtu (2/11/2024).

Wafid menjelaskan, per 2023, sumber daya nikel Indonesia berupa bijih sebesar 18.550.358.128 (18,5 miliar) ton dengan total cadangan 5.325.790.841 (5,3 miliar) ton bijih. 

Sementara untuk bauksit, total sumber daya yang dimiliki berupa bijih sebanyak 7.475.842.602 (7,4 miliar) ton dengan total cadangannya dalam bentuk bijih sebesar 2.777.981.035 (2,7 miliar) ton.

Untuk memaksimalkan pendapatan negara dari produk mineral tersebut, Indonesia secara bertahap memberlakukan larangan ekspor bahan mentah sejak beberapa tahun terakhir. 

Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong hilirisasi industri dalam negeri, meningkatkan nilai tambah produk, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.

"Berdasarkan data Kementerian Koordinator Marves, saat ini ada 147 smelter. Kalau dibagi menjadi dua metode pengolahan atau proses pengolahannya, pirometalurgi ada 49 smelter beroperasi, 35 smelter konstruksi, dan 36 smelter dalam perencanaa. Sedangkan yang kedua, metode hidrometalurgi, ada 5 plan operasi, kemudian 3 plan konstruksi, dan 19 plan perencanaan," kata Wafid.

Program hilirisasi telah menjadi prioritas pemerintahan Prabowo Subianto untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengolahan sumber daya alam di dalam negeri.

Eksploitasi terus menerus terhadap produk nikel dan bauksit tentu akan menurunkan jumlah cadangan yang ada. Untuk itu, Badan Geologi terus melakukan identifikasi, inventarisasi untuk greenfield, serta daerah yang bisa dieksplore untuk resources maupun cadangan.

"Selama 5 tahun, yaitu tahun 2019-2023, kondisi sumber daya tereka sama dengan sumber daya terukur cukup meningkat secara signifikan," kata Wafid.

(NIA DEVIYANA)

SHARE