RI Rajin Impor LPG, Bahlil: Kenapa Negara Ini Begini Terus
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mencatat konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Indonesia mencapai 7 juta ton.
IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mencatat konsumsi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Indonesia mencapai 7 juta ton.
Dia menyebut, angka ini jauh dari produksi dalam negeri yang tercatat 1,8 juta ton. Sehingga dia pun menyayangkan bahwa Indonesia harus mengimpor LPG untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tersebut.
"Gas kita LPG konsumsi 7 juta, (padahal) dalam negeri hanya 1,8 juta produksi kita. Sisanya kita impor. Kenapa negara ini gini terus? Apa enggak bisa kita bangun industri itu, atau sengaja dibiarkan untuk importir main terus?" kata Bahlil dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR, Senin (26/8).
Bahlil menuturkan, dalam rangka mendorong pertumbuhan produksi LPG di Indonesia, Kementerian ESDM pun telah mengidentifikasikan lapangan-lapangan migas dalam negeri yang masih memiliki sumber gas dengan kandungan campuran Propane (C3), Butane (C4) khususnya untuk yang dapat dijadikan sebagai produk LPG.
"Jadi ke depan gas-gas yang muncul di 2025 sampai 2026 yang C3, C4, kita bangun hilirisasi membuat ketahanan energi supaya LPG bisa dibangun dalam negeri," ujarnya.
Sebelumnya, Bahlil memperkirakan target lifting minyak bumi yang dipatok 635 ribu barel per hari (BOPD) pada 2024 tidak akan tercapai.
"Feeling saya di 2024, (lifting sekitar) 600 ribu tidak akan tercapai. (Karena) maksimal kita di 580 ribu BOPD," kata dia.
(Fiki Ariyanti)