RI Tawarkan Perusahaan Migas Korea Selatan Investasi Shale Gas
Kementerian ESDM menawarkan investor migas Korea Selatan untuk menembangkan shale gas di Indonesia.
IDXChannel - Indonesia memiliki cadangan shale gas sangat besar namun belum maksimal di kembangkan. Untuk itu, pemeritah melalui Kementerian ESDM menawarkan investor migas Korea Selatan untuk menembangkan shale gas di Indonesia.
Shale gas adalah gas alam yang terdapat di dalam formasi batuan shale, tergolong sebagai unconventional gas .
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam Korea Energy Forum (IKEF) telah dilaksanakan pekan lalu.
"Di sisi kerja sama bisnis, Pertamina dan KNOC menggali potensi kemitraan untuk pengelolaan lapangan migas baik di Indonesia maupun di luar negeri. Pihak KNOC juga menyatakan minatnya untuk melakukan joint study di Indonesia," ujar Tutuka dikutip dari laman resmi Ditjen Migas, Rabu (3/11/2021).
Sedangkan untuk subsektor kelistrikan dan energi terbarukan, kedua pihak menggali potensi kerja sama terutama kerja sama teknis dan proyek demonstrasi EV charging serta berbagi kebijakan terkait smart grid dan infrastruktur EV charging. Indonesia dan Korea sepakat untuk lebih lanjut membahas pengembangan hidrogen di kedua negara.
Untuk sesi mutual cooperation, Indonesia menyampaikan peluang kerja sama di sektor minerba mulai dari hulu, hilir hingga pengembangan sumber daya manusia. Korea juga menyampaikan keinginan untuk berkolaborasi dengan PT Timah baik sebagai penyedia teknologi maupun sebagai investor dalam proyek rare earth.
Selain itu, Korea mengusulkan konsep MoU tentang kerja sama mineral sebagai upaya peningkatan kerja sama minerba di level pemerintah dan swasta. Pemerintah mencatat usulan ini dan akan menindaklanjuti dengan pembahasan internal.
Di bidang capacity building, kedua belah pihak akan melanjutkan dan meningkatkan kerja sama yang selama ini telah dilakukan yaitu partisipasi pegawai Kementerian ESDM dalam beasiswa pendidikan S2 dan S3 di program GETTPP di Seoul National University serta pertukaran dosen dan mahasiswa dengan Koordinasi di bawah BPSDM ESDM.
Pada sesi penutupan, selain penandatanganan secara virtual dokumen Agreed Minutes yang berisi informasi umum terkait The 12th IKEF, kedua delegasi sepakat untuk melaksanakan forum energi selanjutnya pada tahun 2022.
Sebagai informasi, pertemuan bilateral RI-Korsel diawali tahun 1979 yang membahas kebijakan energi, perdagangan LNG, minyak mentah, produk-produk kilang, batubara serta kerja sama sektor energi kedua negara. Pada periode 1979-2006 telah dilakukan pertemuan bilateral energi melalui mekanisme Joint Committee on Energy. (RAMA)