RMKE Catat Realisasi Produksi Batu Bara Capai 6,3 Juta MT di Semester I 2023
RMK Energy Tbk (RMKE IJ) mecatat telah membongkar 2.413 kereta dengan muatan 6,3 juta MT batu bara dan mengapalkan 4,3 juta MT batu bara hingga Juni 2023.
IDXChannel - RMK Energy Tbk (RMKE IJ) mecatat telah membongkar 2.413 kereta dengan muatan 6,3 juta MT batu bara dan mengapalkan 4,3 juta MT batu bara hingga Juni 2023.
Volume bongkaran kereta dan muatan tongkang masing-masing telah tumbuh sebesar 23,0% YoY dan 35,6% YoY. Volume bongkaran kereta tersebut telah mencapai 51,1% target tahun 2023 atau dengan kata lain telah mencapai target tengah tahun 2023.
Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batubara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta yang jauh lebih cepat 42 menit menjadi 3:23 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada semester pertama tahun lalu, yaitu 4:05 jam.
Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 24,9% seiring dengan peningkatan volume angkutan batu bara, namun rasio penggunaan bahan bakar per ton batubara menjadi lebih efisien dari 0,96 liter/MT tahun lalu menjadi 0,88 liter/MT atau lebih efisien sebesar 7,9%.
Dari segmen penjualan batubara, Perseroan berhasil menjual batubara sebesar 1,12 juta MT batu bara hingga Juni 2023 dengan pertumbuhan 11,9 YoY dari periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan volume penjualan batu bara ini ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang in-house, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang memproduksi 671,83 ribu MT batubara, meningkat 45,7% sejak beroperasi pada Februari 2022.
Volume produksi tambang in-house dan penjualan batu bara telah tercapai masing-masing sebesar 32,0% dan 40,3% target tahun 2023.
Direktur Operasional Perseroan, William Saputra menyampaikan kinerja operasional Perseroan masih tumbuh dengan sangat baik terutama untuk segmen jasa batu bara.
Pada tahun ini kinerja operasional segmen penjualan batu bara belum sesuai ekspektasi manajemen, namun kami akan mengoptimalkan kinerja yang jauh lebih baik pada sisa semester kedua tahun ini dengan kondisi curah hujan yang jauh lebih rendah serta harga batubara yang cenderung membaik dibandingkan dengan semester sebelumnya.
“Secara paralel Perseroan juga berupaya meningkatkan laba dengan efisien biaya dalam menjalankan operasionalnya, baik dari sisi waktu, penggunaan bahan bakar, serta penggunaan in-house kontraktor," ungkap William.
Direktur Keuangan Perseroan, Vincent Saputra juga menyampaikan ditengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil dimana harga batu bara masih volatile, manajemen masih sangat optimis kinerja segmen jasa batubara menjadi penopang pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan.
Hal ini terlihat dari kontribusi segmen jasa dan segmen penjualan batubara sebesar masing-masing 50% terhadap laba kotor Perseroan pada kuartal pertama tahun ini sejak adanya normalisasi harga batu bara.
Selain itu Perseroan masih mengimplementasikan efisien biaya dalam menjalankan operasionalnya, baik dari sisi waktu, penggunaan bahan bakar, serta penggunaan in-house kontraktor sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan.
“Ke depannya bersama grup, RMKE juga akan memberikan pelayanan jasa batu bara yang terintegrasi dari proses hulu-hilir untuk meningkatkan volume angkutan dan bongkaran batubara. Potensi batubara di Sumatra Selatan masih sangat besar, apabila infrastruktur di hulu dan hilir sudah terkoneksi dengan baik, kami optimis dapat meningkatkan kapasitas produksi di Sumatra Selatan," tambah Vincent.
(SLF)